Filsafat Kesuksesan

Know“Take what you want and pay for it, says God” (Spanish Proverbs)

Pada prinsipnya tidak ada yang dinamakan rahasia kesuksesan, karena memang tidak ada rahasia untuk menjadi sukses dalam setiap bidang yang kita geluti. H.L. Hunt seorang bilioner minyak di masa lalu pernah menyampaikan bahwa untuk menjadi sukses hanya diperlukan dua hal yakni:

1. Tentukan dengan jelas apa yang Anda inginkan

2. Tentukan harga yang diperlukan untuk memperolehnya dan lakukan apapun yang Anda bisa guna mencapai tujuan tersebut.

Dari studi literatur ratusan buku dan juga wawancara dengan orang-orang yang telah mencapai kesuksesan bisa disimpulkan bahwa untuk mencapai kesuksesan pada dasarnya sederhana meski tidak mudah. Sederhana karena memang resepnya jelas dan tidak akan berubah dari jaman dulu , sekarang, dan di masa datang. Konsep ini adalah konsep fundamental yang wajib dipahami oleh setiap orang yang ingin sukses dalam setiap aspek kehidupannya. Disebut fundamental karena memang konsep ini adalah konsep dasar yang selaras dengan hukum alam tentang kesuksesan dan bilamana dijalankan dengan baik maka pasti akan memberi manfaat yang luar baisa bagi orang yang menjalankannya.

Saat ini budaya yang ada adalah budaya serba instan yang menawarkan kesuksesan dalam waktu singkat dan mudah. Tak heran banyak iklan, artikel, buku, seminar, khotbah, dan berbagai jenis penawaran untuk bisa SUKSES, KAYA, dengan CEPAT. Namun pengalaman saya dan jutaan orang di dunia membuktikan bahwa hal tersebut adalah omong kosong belaka. Pepatah lama mengatakan “if it’s too good to be true, then it’s too good to be true”. Para penganjur sukses dan kaya cepat tersebut jeli membaca dinamika budaya instan yang ada di masyarakat demi kepentingan mereka sendiri. Sebenarnya hal tersebut sah-sah saja dalam konteks pemasaran guna menarik minat dan perhatian khalayak luas, namun menjadi tidak etis bahwa konsep instan tersebut didengungkan sebagai suatu kebenaran mutlak. Saya pribadi termasuk orang yang tidak percaya dengan konsep kaya dengan cepat dan mudah karena memang bukan demikian konsep kesuksesan yang hakiki. Berhati-hatilah kalau ada orang yang menawarkan jalan hal tersebut karena bisa jadi mereka mengincar sesuatu dari Anda yang akan merugikan Anda di masa yang akan datang.

Hukum alam selama ribuan tahun telah mensyaratkan bahwa mereka yang menabur adalah mereka yang akan menuai hasilnya, lantas apakah bila kita tidak pernah menabur benih-benih kesuksesan berhak untuk menuai hasilnya? Apabila dipaksakan tentu saja hal tersebut akan mengingkari hukum alam tersebut dan sudah pasti akan mencelakakan pelakunya. Itulah sebabnya cepat atau lambat pelaku korupsi atau penipuan akan menuai akibat dari perbuatannya. Apabila dia lolos dari hukuman dunia maka sudah pasti akan ada hukuman non duniawi yang akan diterimanya karena karma sebenarnya tidak mengenal deadline.

Dalam semua referensi yang pernah saya pelajari, sejarah membuktikan bahwa manusia bisa memiliki apapun yang dia inginkan sepanjang mereka mau membayar “harga” yang diperlukan untuk memperolehnya. Dalam konteks ini saya berpendapat bahwa “harga” yang dimaksud adalah kerja keras dan usaha yang mesti kita lakukan guna mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu kita wajib mempersiapkan diri kita sebaik mungkin guna membayar “harga” dari kesuksesan yang kita inginkan dengan melakukan pengembangan diri.

“Life doesn’t give you what you want. it gives you what you deserve” – “Hidup tidak akan memberi apa yang Anda inginkan namun apa yang layak Anda peroleh”. Ungkapan tersebut merupakan suatu ungkapan yang paling tepat bahwa hidup ini tidak akan memberi apapun yang Anda inginkan, harapkan, atau mimpikan namun akan memberikan apa yang layak Anda peroleh dari hasil kerja keras Anda sendiri. Janganlah membuai diri sendiri dengan mimpi bahwa suatu saat nanti kita akan memperoleh rejeki besar dari lotre, hadiah, warisan, dsb karena bukan demikian dalil kesuksesan yang ada. Fakta menunjukkan bahwa hampir semua orang yang memperoleh uang dengan mudah dan bukan melalui jalan yang semestinya akan kehilangan dalam waktu cepat pula. Ingatkah Anda dengan cerita soal remaja putri Inggris yang memenangkan lotre jutaan poundsterling namun bangkrut total hanya dalam beberapa tahun berikutnya. Bahkan dalam kurun waktu tersebut dia mengalami depresi berat yang bahkan nyaris merenggut nyawanya. Hal tersebut terjadi karena memang kesuksesan itu harus diperjuangkan dari awal sedikit demi sedikit hingga bilamana waktunya telah tiba dan kita telah siap maka akan terjadi akselerasi kesuksesan kita.

Secara ringkas guna mencapai kesuksesan ada dua faktor penting yakni: tujuan dan proses guna mencapai tujuan. Setelah menentukan tujuan dengan jelas dan spesifik, maka langkah selanjutnya adalah melakukan semua hal yang diperlukan guna mencapai tujuan tersebut. Namun demikian perlu dicamkan bahwa dalam proses mencapai tujuan tersebut kita wajib mengedepankan nilai-nilai kejujuran, integritas dan budi pekerti yang sesuai dengan nilai-nilai hidup yang Anda anut. Kita memang wajib berkerja keras dan berkorban guna mencapai tujuan kita, namun perlu berhati-hati agar tidak tergelincir menjadi manusia yang tidak berakhlak mulia. Jangan sampai kita dibutakan dengan tujuan pribadi tanpa memikirkan akibatnya bagi orang lain. Bahkan bila tujuan itu tercapai, namun tidak akan nyaman rasanya bila diperoleh dengan cara yang curang, menghalalkan semua cara, dan merugikan orang lain. Hal tersebut juga akan menggerus kemanusiaan kita yang pada akhirnya akan mengubah kita menjadi monster yang tidak bahagia dalam hidupnya. Bila hal ini terjadi maka kita tidak layak disebut sebagai pribadi yang sukses.

Artikel saya berikutnya akan membahas soal teknik goal setting yang mudah dijalankan namun sangat bermanfaat. Setelah goal setting saya akan mengulas mengenai proses mencapai tujuan melalui personal development. – BHS09092013

Apa itu Sukses?

success-factorsApa itu sukses? Pertanyaan yang mudah disampaikan namun sangat sulit dijawab. Tidak ada jawaban standard tentang definisi sukses. Bagi beberapa orang sukses didefinisikan dengan memiliki rumah mewah, mobil mahal, uang berlimpah, karir menjulang, pasangan yang cantik atau ganteng, posisi dalam masyarakat, dsb. Bahkan bila ditelisik lebih jauh besaran uang yang dimiliki juga sangat bervariasi bagi setiap orang. Bagi seorang tukang ojek memperoleh uang 200 ribu sehari sudah merupakan kesuksesan, namun bagi pedagang tekstil di Tanah Abang pendapatan 200 juta sehari baru bisa dianggap sukses. Selain itu tidak berarti bahwa kesuksesan selalu identik dengan besaran uang atau harta yang dimiliki, karena sekali lagi preferensi orang terhadap kesuksesan sangatlah unik satu sama lain.  Intinya tidak ada definisi baku bagi setiap orang mengenai kesuksesan, Anda sendirilah yang bisa menentukannya.

Lantas pertanyaan selanjutnya ialah bagaimana kita mendefinisikan sukses? Menurut saya sukses itu adalah keberhasilan kita untuk meraih sesuatu yang menjadi tujuan kita. Tujuan itu bisa dibagi menjadi beberapa kategori yakni: Wealth (Finansial), Personal (Pribadi), dan Stuff (Barang). Tidak ada alasan khusus dalam pembagian tersebut namun hanya dimaksudkan untuk mempermudah kategorisasi semata. Contoh dari Wealth adalah akumulasi berapa banyak uang yang kita kumpulkan selama ini dari berbagai sumber yang meliputi pendapatan aktif (active income) maupun pendapatan pasif (passive income).  Sedangkan Personal adalah tujuan yang bersifat personal seperti kesehatan, keluarga, spiritual, pengembangan diri, dsb. Adapun yang dimaksud dengan stuff adalah barang-barang yang ingin kita miliki seperti rumah,tanah, mobil, gadgets, dsb.

Dari pengalaman saya, langkah terbaik dalam hidup adalah menentukan definisi sukses kita. Karena kalau tidak kita sendiri yang mendesain definisi tersebut maka bisa jadi orang lain yang akan melakukannya untuk kita yang tentu saja belum tentu sesuai. Saya termasuk yang percaya bahwa Tuhan menakdirkan setiap manusia lahir di dunia untuk sukses dalam semua aspek kehidupan. Namun karena filsafat dan pola pikir manusia-lah yang membedakan tingkat kesuksesan diantara satu orang dengan yang lainnya.  Oleh karena itu kesuksesan tidak ditentukan oleh latar belakang tertentu seperti suku, agama, ras, dan semacamnya namun sangat ditentukan oleh ANDA sendiri.  Menurut saya kita cukup beruntung lahir di Indonesia yang makmur, cukup aman, dan masih banyak potensi yang bisa dikembangkan. Kalau Anda masih saja mengeluh tentang hidup di Indonesia, mungkin ada baiknya Anda mencoba hidup di Irak, Afghanistan, Somalia atau di Bangladesh.

Seberapa sukses yang perlu kita raih? Menurut saya kesuksesan perlu diraih dengan segenap kemampuan terbaik yang bisa kita lakukan. Seperti pohon di hutan yang bertumbuh setinggi yang dia bisa maka demikianlah juga usaha yang perlu kita lakukan untuk meraih kesuksesan. Manusia adalah satu-satunya makhluk hidup di dunia yang diberi kebebasan oleh Tuhan untuk menentukan seberapa jauh bertumbuh sedangkan tumbuhan dan hewan tidak memiliki keistimewaan tersebut. Keistimewaan tersebut merupakan berkat namun juga pada sisi lain bisa menjadi hambatan untuk melangkah maju mencapai titik optimal dari potensi yang kita miliki.

Salah satu definisi kesuksesan yang paling saya yakini adalah dari Jim Rohn, menurutnya sukses adalah “Success is not what you have, it is what you become” – “Sukses bukanlah apa yang Anda miliki, sukses adalah menjadi pribadi seperti apakah Anda”. Bila dimaknai dengan baik, kalimat tersebut memiliki makna yang sangat mendalam. Sukses lebih berupa hal-hal yang bisa mengubah pribadi Anda menjadi lebih baik, dan bukannya semata-mata apa yang Anda miliki dalam konteks harta benda saja. Dengan menjadi pribadi yang sukses maka kita memiliki seperangkat pengetahuan, pengalaman, sikap yang tidak akan lekang oleh waktu dan situasi apapun. Pola kesuksesan itu akan menyertai dalam setiap langkah kehidupan dan memastikan kita untuk terus tegar melangkah menghadapi setiap pasang surut kehidupan. — BHS03092013

Resensi Buku: It’s Not How Good You Are, It’s How Good You Want To Be!

Cover ArdenBuku ini termasuk salah satu buku terlaris dunia menurut New York Times. Gagasan terpenting yang ingin disampaikan oleh Paul Arden (1940-2008) dalam buku ini adalah bahwa kesuksesan adalah sesuatu yang bisa dipelajari (learnable) dan bisa direkayasa (engineered) oleh semua orang. Arden berpendapat bahwa pada prinsipnya hampir semua orang yang sukses dan berpengaruh ternyata pada mulanya bukanlah orang yang berbakat, berpendidikan tinggi, berpenampilan menarik, atau berasal dari golongan tertentu. Mereka sukses dan berpengaruh karena mereka memiliki KEINGINAN yang sangat kuat untuk berhasil dan tentu saja mau berkorban untuk mencapai tujuannya.

Secara garis besar, Arden membagi buku ini menjadi beberapa bagian:

Bagian Pertama – Berisi pertanyaan dan juga penjelasan tentang apakah makna kesuksesan, seberapa besar Anda ingin sukses dalam bidang yang Anda tekuni, serta seberapa sukses yang Anda inginkan. Dan juga tentang motivasi bahwa pada dasarnya setiap orang memiliki HAK yang sama untuk sukses.

Bagian Kedua – Dalam bab ini Arden memaparkan hal-hal fundamental yang menjadi dasar bagi suatu kesuksesan. Arden berpendapat bahwa hal-hal yang memiliki pengaruh besar terhadap kesuksesan seseorang adalah: energi, sikap (attitude) yang tepat, rasa tanggung jawab, ide-ide, keberanian melakukan action, sikap positif, dan sebagainya.

Bagian Ketiga – Arden berpendapat bahwa bilamana kita ingin sukses dalam bidang yang kita geluti, maka kita tidak perlu takut terhadap KESALAHAN atau tantangan yang mungkin terjadi. Kesalahan hendaknya dijadikan sebagai pijakan guna melangkah lebih baik kedepannya dan bukannya sebagai penghalang kita untuk mencapai keberhasilan. Selain itu Arden juga menyampaikan bahwa ide-ide brilian seringkali justru dianggap konyol oleh orang yang tidak paham, oleh sebab itu jangan takut bila ada orang yang menertawakan ide-ide Anda, bisa jadi mereka tidak paham.

Bagian Keempat – Bab ini mengulas bahwa untuk tahu saja tidaklah cukup, Anda harus melakukan ACTION guna mencapai kesuksesan. Selain itu Arden juga menjabarkan pentingnya jejaring (networking) serta memanfaatkannya guna membantu kita mencapai tujuan.

Bagian Kelima – Latar belakang Arden adalah seorang Creative Director dari sebuah perusahaan periklanan. Dalam bagian ini dan selanjutnya dia menyampaikan gagasan-gagasannya dalam konteks industri kreatif periklanan. Namun demikian ide dasarnya tetaplah relevan bagi semua orang dari semua jenis latar belakang profesi.

how-good-do-you-want-to-beBuku ini menarik dikarenakan selain isinya yang relevan, ringkas dan mudah dimengerti, buku ini juga dilengkapi dengan ilustrasi gambar, foto, dan permainan grafis yang sangat bagus. Hal ini wajar mengingat Arden merupakan salah satu legenda periklanan yang pernah bekerja untuk Saatchi & Saatchi – salah satu top advertising agency.

Buku yang berformat buku saku ini menyampaikan ide-ide besar tentang kesuksesan dengan ringkas, mudah dipahami, dan tidak bermaksud menggurui. Sebenarnya bisa dibilang ide Arden bukanlah ide yang orisinal, sudah banyak buku self-help yang mengulas psikologi kesuksesan dengan lebih detil, yang paling terkenal tentu saja “Think & Grow Rich” karya Napoleon Hill. Namun demikiaan bagi mereka yang ingin memperoleh informasi ringkas, padat, dan mudah dimengerti tentang psikologi kesuksesan, maka menurut saya buku saku ini layak dan wajib dibaca.

@BHS 17122012.

Entrepreneurship adalah Pilihan

pilihanSaat ini sebagian orang berpendapat bahwa Entrepreneurship adalah satu-satunya pilihan untuk menjadi sukses dan bahagia dalam hidup. Hal tersebut umumnya dimunculkan dalam berbagai artikel, buku, majalah atau seminar-seminar yang berhubungan dengan Entrepeneurship. Namun saya kurang sependapat dengan ide tersebut, menurut saya menjadi pengusaha adalah sebuah PILIHAN. Saya menjadi pengusaha karena itu pilihan yang mulia dan sama mulianya dengan keputusan orang lain untuk menjadi karyawan, profesional, ataupun self-employed.

Menurut saya hal ini penting untuk dipikirkan karena dalam berbagai kuliah, pelatihan dan lokakarya yang saya ampu saya seringkali berinteraksi dengan peserta yang berpikir bahwa menjadi pengusaha adalah satu-satunya pilihan dalam hidup untuk bisa kaya, sukses, dan bahagia. Sering sekali saya berdiskusi dengan mereka yang ikut latah menjadi pengusaha sebagai akibat pemahaman yang kurang tepat mengenai esensi entrepreneurship. Tentu saja saya sepakat bahwa semua orang berhak dan pasti bisa berhasil menjadi pengusaha. Namun dengan memaksakan diri mengikuti tren menjadi pengusaha tanpa dibarengi dengan persiapan mental dan teknis yang memadai merupakan tindakan yang kurang bijaksana.

Selain itu saya berpendapat bahwa orang wajib happy dengan pilihannya untuk menjadi pengusaha. Kalau dari awal orang tidak bahagia dengan pilihannya sebagai pengusaha maka dia telah memikul beban tambahan yang makin memberatkan langkahnya untuk menjadi pengusaha yang sukses.

Berdasarkan hasil diskusi saya dengan beberapa rekan dan sahabat dalam sesi coaching, saya mengidentifikasi adanya pola yang membedakan mereka yang memilih menjadi pengusaha karena panggilan hidupnya dengan mereka yang menjadi pengusaha karena latah atau karena tren semata. Pada umumnya mereka yang memutuskan menjadi pengusaha karena pilihan hidupnya akan memiliki determinasi yang jauh lebih besar dibanding mereka yang latah. Determinasi menjadi faktor penting karena pada fase awal usaha pada umumnya timbul tantangan yang berpotensi mengikis motivasi kita. Pada titik tertentu bila tantangan tersebut hadir secara beruntun maka determinasi dan komitmen kita akan diuji. Fakta menunjukkan bahwa mereka yang menentukan pilihan hidup untuk menjadi pengusaha akan lebih tahan menghadapi tantangan yang ada dibanding mereka yang latah atau ikut-ikutan tren sesaat.Entrepreneurship jelas sebuah pilihan, jadi kalau Anda memang telah memilih dan memutuskan menjadi pengusaha maka pastikanlah Anda memilih dengan kepala dingin dan mengikuti kata hati Anda. Jangan sekali-kali pilihan tersebut Anda buat hanya karena Anda mengikuti kata buku ini, kata seminar, kata majalah, kata koran, kata pak anu, kata bu itu, dsb. Memutuskan menjadi pengusaha memiliki konsekuensi untuk mengubah secara radikal mindset (prinsip berpikir) dan lifestyle (gaya hidup) Anda. Oleh karena itu sekali Anda memilih untuk menjadi pengusaha, maka Anda wajib berkomitmen untuk berpikir dan bertingkah laku sebagai seorang pengusaha.

Salah satu contoh paling riil dari hal tersebut adalah fenomena Kafe Tenda di sekitar awal 2000an. Waktu itu banyak orang berbondong-bondong mengadu peruntungan bisnis mereka dengan membuka kafe tenda, mereka datang dari berbagai macam golongan mulai dari pekerja kantoran, pejabat, hingga para artis. Selain kafe tenda banyak lagi contoh seperti Kedai Pisang Goreng Kalimantan atau fenomena franchise berbagai macam jenis usaha. Namun sekarang berapa banyak yang bisa bertahan?

Mereka yang mendirikan usaha karena ikut-ikutan tren sesaat akan dengan mudahnya memutuskan untuk balik kanan dan melarikan diri dari tantangan yang ada. Lain halnya dengan mereka yang memang memutuskan membuka kafe karena passion-nya. Salah satu yang bertahan (dan semakin sukses) adalah rekan sekaligus mentor saya, Rene Canoneo, yang membuka kafe karena itulah panggilan hidupnya. Rene bisa bertahan dan sukses karena baginya menjadi pengusaha adalah pilihan hidup yang dipilihnya, bukan karena mengikuti kata orang atau tren sesaat.

Kesimpulannya, pastikanlah bahwa keputusan menjadi pengusaha merupakan PILIHAN Anda sendiri dan Anda wajib bertanggungjawab sepenuhnya terhadap pilihan tersebut. Bukan karena bujuk rayu dari buku ini, menurut seminar, kata Pak Anu, Bu Itu, artikel koran, majalah, dsb. – @BHS


Ini passion-ku, mana passion-mu?

Passion? Sebenarnya apa sih Passion itu? Secara sembrono banyak sekali dalam buku atau terjemahan dari acara TV yang saya tonton menerjemahkan Passion dengan kata “gairah” dalam konteks romansa semata. Mungkin tidak salah juga diartikan dengan gairah, namun menurut saya arti kata passion jauh lebih rumit dan dalam dibanding semata-mata kata “gairah”.

Passion dalam banyak hal bisa dimaknai sebagai jalan hidup atau bahkan hidup itu sendiri. Passion merupakan semacam energi atau bahan bakar untuk menggerakkan hidup seseorang. Keberhasilan menemukan passion dan menjalaninya membuat hidup seseorang jauh lebih berarti dan oleh karenanya mempermudah seseorang untuk mencapai gerbang kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidupnya. Dengan passion seseorang tidak akan pernah mengalami apa yang dirasakan sebagai “bekerja” karena apa yang disebut orang lain sebagai pekerjaan akan dimaknai sebagai suatu perjalanan hidup yang membahagiakannya. Intinya tetap bersenang-senang dan terus mendapatkan penghasilan.

Namun pertanyaan yang seringkali muncul adalah bagaimana cara kita menemukan passion? Boro-boro mau menjalani hidup sesuai passion kalau kita belum mengetahui bagaimana menemukan passion itu. Saya sendiri termasuk orang yang mulanya kesulitan menemukan passion saya dikarenakan sampai beberapa waktu lalu saya belum benar-benar memahami apa itu passion dan terlebih bagaimana menemukannya.

Setelah tanya sana-sini dan mencari dalam berbagai literatur dan terlebih lagi berusaha mengamalkannya. Maka akhirnya saya putuskan untuk sharing tentang proses menemukan passion tersebut. Metode ini sangat berguna bagi saya dan semoga bisa menginspirasi Anda semua. Metode ini sengaja saya buat dalam bentuk daftar dengan tujuan untuk mempermudah Anda memahami langkah demi langkah meskipun dalam prakteknya langkah tersebut tidaklah kaku melainkan dapat disesuaikan dengan kebutuhan Anda.

Langkah Pertama: IDENTIFIKASI

Pernahkah Anda sejenak berdiam diri dan berefleksi tentang bidang yang sangat Anda KUASAI? Sangat Anda SUKAI? Atau bidang-bidang yang diam-diam Anda IMPIKAN? Cobalah melakukan refleksi dan akseslah segenap memori dalam hidup Anda tentang kejadian-kejadian atau hal-hal yang membuat Anda merasa sangat BAHAGIA, BERSEMANGAT, dan TERTANTANG untuk menjalaninya.

Langkah kedua: BUATLAH DAFTAR

Setelah melakukan identifikasi, maka buatlah daftar tentang hal-hal yang Anda KUASAI, SUKAI, atau IMPIKAN. Setelah daftar tersusun, buatlah urutan berdasarkan skala prioritas. Untuk membuat skala prioritas sangatlah mudah, cukup tanyakan kepada diri Anda sendiri dari masing-masing daftar tersebut, dari skala 1-5 dimana 1 untuk kurang dikuasai, disukai, atau diimpikan dan 5 untuk paling dikuasai, disukai, dan diimpikan. Setelah menentukan skornya maka susunlah daftar tersebut mulai dari poin tertinggi.

Langkah ketiga: LAKUKAN EKSPERIMEN

Dengan daftar prioritas yang telah Anda miliki, selanjutnya adalah melakukan eksperimen terhadap masing-masing daftar tersebut. Jalankanlah satu demi satu hal-hal yang ada dalam daftar tersebut. Misalkan daftar tertinggi adalah memasak, maka cobalah memasak dengan lebih sering dalam kurun waktu tertentu dan rasakanlah bagaimana perasaan Anda terhadap aktivitas tersebut. Apakah Anda merasa sangat bahagia atau malah justru biasa-biasa saja dan bahkan pada akhirnya merasa bosan?

Langkah keempat: BUATLAH DAFTAR UNGGULAN

Setelah melakukan eksperimen, maka langkah selanjutnya adalah membuat nominasi daftar unggulan atau finalis dari daftar yang ada. Ambilah 2 aktivitas teratas yang setelah Anda coba jalankan tetap menjadi daftar teratas dari yang Anda kuasai, sukai, dan impikan.

Langkah kelima: LAWAN KETAKUTAN ANDA

Dengan nominasi tersebut, maka kenali pendapat Anda tentang nominasi tersebut. Apakah ada ketakutan atau keraguan yang Anda rasakan dengan pilihan-pilihan tersebut? Setelah menemukan tantangan tersebut maka langkah selanjutnya adalah MELAWANNYA. Dalam kondisi ideal dimana Anda PASTI berhasil, apakah yang akan Anda lakukan dengan pilihan Anda tersebut? Kumpulkan sebanyak mungkin jawaban terhadap pertanyaan tersebut. Juga pertanyaan tentang apa kondisi terburuk yang bisa terjadi dari ketakutan tersebut? Faktanya sebagian besar ketakutan hanya merupakan imajinasi berlebihan dari otak kita dan tidak berlandaskan pada realitas yang ada. Satu-satunya jalan untuk menghindarkan dari ketakutan adalah dengan melawannya!

Langkah keenam: HIDUP DENGAN PASSION ANDA

Langkah ini merupakan langkah yang paling penting sekaligus paling MENANTANG. Setelah menentukan passion Anda dan melawan keraguan Anda, langkah selanjutnya adalah menentukan cara untuk memperoleh nafkah dari PASSION Anda tersebut. Saya merekomendasikan Anda untuk mencari literatur yang lebih dalam tentang bagaimana memperoleh penghasilan dari PASSION Anda tersebut. Bertanyalah kepada orang-orang yang terlebih dahulu sukses dalam bidang sesuai passion Anda tersebut. Dan juga yang tak kalah penting carilah mentor atau coach yang kompeten guna membantu Anda menjalani hidup sesuai dengan passion Anda.

Passion bukanlah suatu hal yang statik, pada titik tertentu passion bisa saja berubah dan berkembang sesuai kedewasaan dan tingkat pengalaman seseorang. Pada akhirnya hal yang terpenting adalah melakukan ACTION dan secara terus menerus melakukan pengembangan dari waktu ke waktu. Selamat mencari dan menjalani passion Anda. Saya jamin, “your life will never been the same”. ***

Mbah Min Kebo

Langkah kaki membawaku menyusuri jalan setapak itu. Jalan lengang dan berdebu yang sudah lama kutinggalkan semenjak meninggalkan desa ini menuju belahan bumi yang lain guna mengejar segumpal asa. Jalan itu masih sama seperti 16 tahun yang lalu, masih berkerikil dan bopeng di sana-sini serta hanya bisa dilewati oleh satu mobil bergantian.

Di tengah jalan kulewati kuburan tua dimana tubuh Mbah Min Kebo dimakamkan. Nisannya terletak di ujung pekuburan desa dekat dengan jalan yang kulewati. Makam itu dihiasi dengan nisan kusam yang tampaknya sudah belasan tahun tidak dikunjungi oleh kerabatnya. Rumput liar dan daun-daun kamboja kering menjadi penghias makam itu. Dorongan hati menghantarku menuju makam itu.

Sejurus kemudian aku telah terpekur di depan makam itu dan melihat tulisan yang ada di nisan itu. Min Kebo, lahir 8 Juni 1930 wafat 19 Agustus 1978. Aku sendiri kurang mengenal siapa sesungguhnya Mbah Min Kebo itu. Namun yang kudengar dari para tetua di desaku, dulunya dia orang kaya dan terpandang di desaku. Mbah Min Kebo adalah seorang blantik atau pedagang hewan ternak yang sangat sukses. Kurasa dari profesinya itulah dia memperoleh panggilan Min Kebo. Ya, Min Kebo alias Min Kerbau. Padahal nama yang diberikan oleh orang tuanya adalah Suparmin. Tapi karena profesinya dan mungkin demi mempermudah panggilan, orang memanggilnya Min Kebo.

Di masa jayanya Min Kebo memiliki beberapa istri dan lebih banyak lagi simpanan. Kekayaannya yang berlimpah membuatnya memiliki kebebasan untuk menunjuk siapapun perempuan yang ingin dikawininya baik resmi maupun siri. Sepupu jauh nenekku adalah salah seorang istrinya.

Kekayaan dan kesuksesan berdagang hewan ternak membuat Min Kebo menjadi semacam raja kecil di desaku. Semua orang sangat menghormatinya tak terkecuali orang tuaku. Mulanya Suparmin muda dikenal sebagai pemuda miskin namun ramah dan seorang pekerja keras. Berkat kepiawaiannya berdagang lama-lama dia menjelma menjadi salah seorang terkaya di desaku.

Hal tersebut membuatnya terkena sindrom “melik nggendong lali” alias kesuksesan membawanya lupa akan dirinya yang dulu. Laksana dongeng Petruk Jadi Raja dalam cerita wayang orang yang terkenal itu dia mulai menjalani hidupnya dengan foya-foya dan berantakan. Pemuda Suparmin yang dulunya ramah dan ringan tangan menjelma menjadi seorang Min Kebo yang suka bermabuk-mabukkan, tukang kawin, dan terlebih-lebih suka judi dadu.

Kekayaan membuatnya lupa diri, sanjungan orang di sekitarnya telah membuatnya merasa telah menguasai dunia dan tak akan ada suatu hal dalam hidup yang akan membuatnya miskin atau gagal. Dia merasa menjadi semacam titisan dari Midas yang apapun yang disentuhnya berubah menjadi emas.

Kegilaan demi kegilaan membuatnya lupa diri akan dirinya yang sesungguhnya.. Kebahagiaan semu dari perjudian, minuman keras, dan goyang lenggok pinggul para penari ledhek yang bahenol pelan-pelan tapi pasti membuatnya terjerembab dalam kekelaman dan sumur gelap kehidupan yang semakin dalam.

Semakin lama dia semakin lupa diri hingga puncaknya usaha jual-beli hewan ternaknya menjadi terlupakan dan mulai ditinggalkan oleh pembelinya. Mbah Min Kebo mulai menipu orang-orang yang dulu sangat mempercayainya. Kekalahan demi kekalahan dari permainan judi dadu telah menyeretnya menjadi seorang penghutang demi memenuhi nafsunya liarnya. Terlebih lagi affairnya dengan Sumarni, seorang penari ledhek yang memang memiliki tubuh sintal dengan wajah yang cantik dan bersinar, semakin menguras hartanya. Meskipun usahanya meredup, Min Kebo tetap memaksakan dirinya memanjakan penari ledhek itu dengan barang-barang mahal yang diperolehnya dari hasil mengutang dan menipu orang.

Orang-orang yang ditipu dan dihutanginya mulai gelisah karena uang yang dipinjamkannya tidak dibayar kembali oleh Mbah Min Kebo. Hingga akhirnya mereka bersepakat untuk untuk memburu Min Kebo guna melunasi hutang-hutang itu. Naas bagi Min Kebo, suatu malam sewaktu dia meringkuk di rumah ledhek simpanannya orang-orang desa menemukannya. Bukannya menyerah dan berjanji membayar hutang, dia malah menantang orang-orang berkelahi. Kemarahan dan kegeraman yang memuncak dari orang-orang desa membuat mereka gelap mata dan mengeroyok Mbah Min Kebo tanpa ampun. Semua orang itu memukul dan menganiaya Mbah Min Kebo hingga akhirnya dia tewas dengan tragis.

Itulah kisah Mbah Min Kebo yang memilukan. Entah kenapa bulu di tengkukku tiba-tiba berdiri dan kurasakan desiran angin yang aneh. Tanpa menunggu lama, aku langsung bergegas meninggalkan makam tersebut dan melanjutkan perjalananku menuju rumah orang tuaku. ***

Entrepreneurship adalah Pilihan

Saat ini sebagian orang berpendapat bahwa Entrepreneurship adalah satu-satunya pilihan untuk menjadi sukses dan bahagia dalam hidup. Hal tersebut umumnya dimunculkan dalam berbagai artikel, buku, majalah atau seminar-seminar yang berhubungan dengan Entrepeneurship. Namun saya kurang sependapat dengan ide tersebut, menurut saya menjadi pengusaha adalah sebuah PILIHAN. Saya menjadi pengusaha karena itu pilihan yang mulia dan sama mulianya dengan keputusan orang lain untuk menjadi karyawan, profesional, ataupun self-employed.

Menurut saya hal ini penting untuk dipikirkan karena dalam berbagai kuliah, pelatihan dan lokakarya yang saya ampu saya seringkali berinteraksi dengan peserta yang berpikir bahwa menjadi pengusaha adalah satu-satunya pilihan dalam hidup untuk bisa kaya, sukses, dan bahagia. Sering sekali saya berdiskusi dengan mereka yang ikut latah menjadi pengusaha sebagai akibat pemahaman yang kurang tepat mengenai esensi entrepreneurship. Tentu saja saya sepakat bahwa semua orang berhak dan pasti bisa berhasil menjadi pengusaha. Namun dengan memaksakan diri mengikuti tren menjadi pengusaha tanpa dibarengi dengan persiapan mental dan teknis yang memadai merupakan tindakan yang kurang bijaksana.

Selain itu saya berpendapat bahwa orang wajib happy dengan pilihannya untuk menjadi pengusaha. Kalau dari awal orang tidak bahagia dengan pilihannya sebagai pengusaha maka dia telah memikul beban tambahan yang makin memberatkan langkahnya untuk menjadi pengusaha yang sukses.

Berdasarkan hasil diskusi saya dengan beberapa rekan dan sahabat dalam sesi coaching, saya mengidentifikasi adanya pola yang membedakan mereka yang memilih menjadi pengusaha karena panggilan hidupnya dengan mereka yang menjadi pengusaha karena latah atau karena tren semata. Pada umumnya mereka yang memutuskan menjadi pengusaha karena pilihan hidupnya akan memiliki determinasi yang jauh lebih besar dibanding mereka yang latah. Determinasi menjadi faktor penting karena pada fase awal usaha pada umumnya timbul tantangan yang berpotensi mengikis motivasi kita. Pada titik tertentu bila tantangan tersebut hadir secara beruntun maka determinasi dan komitmen kita akan diuji. Fakta menunjukkan bahwa mereka yang menentukan pilihan hidup untuk menjadi pengusaha akan lebih tahan menghadapi tantangan yang ada dibanding mereka yang latah atau ikut-ikutan tren sesaat.Entrepreneurship jelas sebuah pilihan, jadi kalau Anda memang telah memilih dan memutuskan menjadi pengusaha maka pastikanlah Anda memilih dengan kepala dingin dan mengikuti kata hati Anda. Jangan sekali-kali pilihan tersebut Anda buat hanya karena Anda mengikuti kata buku ini, kata seminar, kata majalah, kata koran, kata pak anu, kata bu itu, dsb. Memutuskan menjadi pengusaha memiliki konsekuensi untuk mengubah secara radikal mindset (prinsip berpikir) dan lifestyle (gaya hidup) Anda. Oleh karena itu sekali Anda memilih untuk menjadi pengusaha, maka Anda wajib berkomitmen untuk berpikir dan bertingkah laku sebagai seorang pengusaha.

Salah satu contoh paling riil dari hal tersebut adalah fenomena Kafe Tenda di sekitar awal 2000an. Waktu itu banyak orang berbondong-bondong mengadu peruntungan bisnis mereka dengan membuka kafe tenda, mereka datang dari berbagai macam golongan mulai dari pekerja kantoran, pejabat, hingga para artis. Selain kafe tenda banyak lagi contoh seperti Kedai Pisang Goreng Kalimantan atau fenomena franchise berbagai macam jenis usaha. Namun sekarang berapa banyak yang bisa bertahan?

Mereka yang mendirikan usaha karena ikut-ikutan tren sesaat akan dengan mudahnya memutuskan untuk balik kanan dan melarikan diri dari tantangan yang ada. Lain halnya dengan mereka yang memang memutuskan membuka kafe karena passion-nya. Salah satu yang bertahan (dan semakin sukses) adalah rekan sekaligus mentor saya, Rene Canoneo, yang membuka kafe karena itulah panggilan hidupnya. Rene bisa bertahan dan sukses karena baginya menjadi pengusaha adalah pilihan hidup yang dipilihnya, bukan karena mengikuti kata orang atau tren sesaat.

Kesimpulannya, pastikanlah bahwa keputusan menjadi pengusaha merupakan PILIHAN Anda sendiri dan Anda wajib bertanggungjawab sepenuhnya terhadap pilihan tersebut. Bukan karena bujuk rayu dari buku ini, menurut seminar, kata Pak Anu, Bu Itu, artikel koran, majalah, dsb.

A Journey of Father & Son

Once upon a bright, sunny morning a man and his young son left their farm to make a trip into town. The boy rode atop their donkey as the father walked alongside. Along the road they encountered a fellow from the nearby village. “You should be ashamed of yourself!” the fellow said, admonishing the boy. “You ride comfortably while your poor, old father has to walk. You have no respect!” The boy and his father first sheepishly exchanged glances, then exchanged places.

As the two continued their journey, they chanced upon another fellow. “You selfish old man!” he said. “You take the easy ride while your poor son wears himself out trying to keep up. You should at least let the boy ride also.” Not wishing to offend, the old man helped his son climb aboard. The pair then continued their journey.

Before long, they came upon a woman coming from the opposite direction. She, too, found fault with their arrangement. “I’ve never seen such cruelty! You two lazy louts are too heavy for that poor donkey. It would be more fitting for the two of you to be carrying the animal.” Not wishing to fall from favor with the woman, the man directed his son to bind the donkey’s front hooves together, then back hooves together. Meanwhile, the man himself cut a long, sturdy pole from a nearby tree. The pair laid the animal down, slid the pole through his bound hooves, then lifted the pole to their shoulders-the father on one end, the boy on the other, the donkey hanging upside- down on the pole between them. Carrying the donkey, the pair trudged along. As they crossed the bridge that lead into town, the upside-down donkey saw his reflection in the water below from an angle that he had never before seen. The animal became frightened and suddenly thrashed about violently, causing the pair to lose their grips on the pole. Before they could grab him, the donkey fell off the narrow bridge into the water below. Still bound, the donkey was unable to swim. From the bridge, the father and son helplessly watched as their donkey sank out of sight, into the deep water below.

Moral:

After a moment of silent reflection, the father turned to the boy and spoke: “Son, we learned a valuable lesson today. We learned that when you try to satisfy everyone you end up losing your ass.”

Source: internet (I forgot the web address, please let me know if you find the original creator. Tq)

Apa itu Entrepreneurship? (Revisited)

Apa itu Entrepreneurship? Meski kata ini sangat populer akhir-akhir ini, namun tak ada salahnya kalau kita coba memahami definisi dan makna sebenarnya dari kata ini. Sering juga disebut dengan kewirausahaan, terdapat banyak sekali definisi dari Entrepreneurship. Salah satu definisi yang menurut saya mudah dipahami adalah definisi dari Bapak Manajemen Modern, Peter F. Drucker. Drucker mendefinisikan Entrepreneurship sebagai ”… aktivitas yang konsisten dilakukan untuk mengkonversi ide-ide yang bagus menjadi aktivitas yang menguntungkan”. Kata kunci dari definisi yang disampaikan oleh Drucker adalah: Konsistensi, Konversi, Ide-ide, dan Menguntungkan.

Dengan kata lain sangatlah jelas bahwa Entrepreneurship membutuhkan adanya suatu aktivitas yang konsisten dari Entrepreneur guna memperoleh keuntungan dari hasil konversi ide-ide bisnisnya. Awal dari Entrepreneurship adalah ide-ide bisnis yang cemerlang dan berpangkal pada timbulnya keuntungan dari aktivitas tersebut. Hal lain yang penting menurut Drucker guna menjamin kesuksesan proses tersebut adalah konsistensi dari entrepreneur untuk melakukan setiap aktivitasnya. Konsistensi yang diikuti dengan determinasi atau sikap pantang menyerah merupakan karakter fundamental yang wajib dimiliki oleh mereka yang ingin sukses sebagai entrepreneur.

Selain definisi tersebut guna lebih mempermudah pemahaman terhadap Entrepreneuship. saya merumuskan satu definisi Entrepreneurship yang terilhami oleh formula tentang energi yang diciptakan oleh Albert Einstein, yakni formula:

E=mc2

E: Entrepreneurship, m: Maximum Effort, c: Commitment dan c:Creativity.

Menurut saya, Entrepreneurship adalah kolaborasi dari adanya Maximum Efforts atau usaha yang maksimal dari individu atau kelompok individu yang terlibat dalam proses tersebut, dan adanya Commitment (Komitmen) dari pihak yang terkait untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, serta kreativitas untuk menemukan dan menjalankan ide-ide bisnis yang tepat sasaran.

Maximum Efforts berarti adanya keputusan untuk menjalankan setiap aktivitas yang diperlukan dengan semangat dan kesungguhan100%. Berdasarkan pengalaman pribadi dan juga hasil berguru pada para pengusaha yang berhasil, saya menemukan pola yang sama diantara mereka yakni bahwa setiap usaha meraka pasti dijalankan dengan kesungguhan melebihi ekspektasi yang disampaikan pihak lain kepada sang pengusaha. Fakta di lapangan mengajarkan kepada saya bahwa mereka yang dari mulanya hanya berniat “mencoba” untuk berusaha umumnya tidak akan bertahan lama dalam bisnis tersebut dan kalaupun bertahan tidak akan beranjak dari posisinya sebagai medioker. Kalimat bijak yang paling menginspirasi saya sehubungan dengan hal ini adalah “Man jadda wajada” yang bermakna “barangsiapa bersungguh-sungguh pasti akan mencapai tujuan yang diinginkan”. Oleh karena itu bila Anda memang berminat untuk menjadi seorang pengusaha yang sukses maka pastikanlah Anda menjalankannya segenap hati dan dengan penuh kesungguhan. Karena jika tidak maka bisa jadi Anda akan membuang waktu percuma dalam hidup Anda.

Commitment atau komitmen adalah kunci penting dalam kesuksesan berbisnis. Tanpa adanya komitmen dari individu atau kelompok individu yang bersangkutan maka bisa dipastikan bisnis tersebut tidak akan bertahan lama. Komitmen sangat erat hubungannya dengan TRUST atau kepercayaan diantara individu yang terlibat. Tanpa adanya komitmen yang kuat dari semua pihak maka tidak akan terbentuk trust yang merupakan fondasi penting dari kelangsungan suatu bisnis. Komitmen dalam konteks bisnis berhubungan dengan komitmen untuk fokus pada aktivitas bisnis, komitmen waktu,  komitmen finansial, dan komitmen pemenuhan janji kepada stakeholders yang terlibat seperti pada konsumen, karyawan, supplier, bank, pemerintah, dsb. Sangatlah penting untuk meninjau komitmen dari diri Anda sendiri dan semua pihak yang terkait sebelum memulai bisnis. Intinya sekali berkomitmen maka wajib kiranya untuk melakukan hal apapun guna memenuhi komitmen tersebut.

1% action atau tindakan nyata jauh lebih bermanfaat daripada 99% wacana

Creativity atau kreativitas berhubungan dengan kelihaian dari pengusaha untuk mengendus setiap peluang sekecil apapun yang ada dan mengolahnya menjadi suatu bisnis yang menguntungkan (profitable) dan bertahan lama (sustainable). Selain lihai mengidentifikasi setiap peluang yang ada, pengusaha yang berhasil memiliki karakter untuk menindaklanjutinya dengan ACTION atau tindakan yang nyata. Juga tak kalah pentingnya adalah kreativitas pengusaha untuk menghadapi dan menyelesaikan setiap tantangan yang ada. Realitas yang ada menunjukkan bahwa semua pengusaha berhasil bisa dipastikan pada masa-masa tertentu akan menghadapi tantangan dalam bisnis. Hal tersebut seyogyanya dimaknai sebagai suatu proses upgrading untuk membawanya ke level yang lebih tinggi. Kreativitas tidak turun dari langit dan oleh karenanya bisa dipelajari oleh semua orang yang memiliki kemampuan.

Definisi tersebut di atas saya formulasikan dengan maksud untuk mempermudah pemahaman awal tentang Entrepreneurship. Namun mulai dari awal hingga akhir, Anda akan menemukan bahwa blog ini merupakan blog yang berorientasi pada ACTION (Action Oriented), karena saya percaya bahwa 1% action atau tindakan nyata jauh lebih bermanfaat daripada 99% wacana. @Betley15092010