Entrepreneurship adalah Pilihan

Saat ini sebagian orang berpendapat bahwa Entrepreneurship adalah satu-satunya pilihan untuk menjadi sukses dan bahagia dalam hidup. Hal tersebut umumnya dimunculkan dalam berbagai artikel, buku, majalah atau seminar-seminar yang berhubungan dengan Entrepeneurship. Namun saya kurang sependapat dengan ide tersebut, menurut saya menjadi pengusaha adalah sebuah PILIHAN. Saya menjadi pengusaha karena itu pilihan yang mulia dan sama mulianya dengan keputusan orang lain untuk menjadi karyawan, profesional, ataupun self-employed.

Menurut saya hal ini penting untuk dipikirkan karena dalam berbagai kuliah, pelatihan dan lokakarya yang saya ampu saya seringkali berinteraksi dengan peserta yang berpikir bahwa menjadi pengusaha adalah satu-satunya pilihan dalam hidup untuk bisa kaya, sukses, dan bahagia. Sering sekali saya berdiskusi dengan mereka yang ikut latah menjadi pengusaha sebagai akibat pemahaman yang kurang tepat mengenai esensi entrepreneurship. Tentu saja saya sepakat bahwa semua orang berhak dan pasti bisa berhasil menjadi pengusaha. Namun dengan memaksakan diri mengikuti tren menjadi pengusaha tanpa dibarengi dengan persiapan mental dan teknis yang memadai merupakan tindakan yang kurang bijaksana.

Selain itu saya berpendapat bahwa orang wajib happy dengan pilihannya untuk menjadi pengusaha. Kalau dari awal orang tidak bahagia dengan pilihannya sebagai pengusaha maka dia telah memikul beban tambahan yang makin memberatkan langkahnya untuk menjadi pengusaha yang sukses.

Berdasarkan hasil diskusi saya dengan beberapa rekan dan sahabat dalam sesi coaching, saya mengidentifikasi adanya pola yang membedakan mereka yang memilih menjadi pengusaha karena panggilan hidupnya dengan mereka yang menjadi pengusaha karena latah atau karena tren semata. Pada umumnya mereka yang memutuskan menjadi pengusaha karena pilihan hidupnya akan memiliki determinasi yang jauh lebih besar dibanding mereka yang latah. Determinasi menjadi faktor penting karena pada fase awal usaha pada umumnya timbul tantangan yang berpotensi mengikis motivasi kita. Pada titik tertentu bila tantangan tersebut hadir secara beruntun maka determinasi dan komitmen kita akan diuji. Fakta menunjukkan bahwa mereka yang menentukan pilihan hidup untuk menjadi pengusaha akan lebih tahan menghadapi tantangan yang ada dibanding mereka yang latah atau ikut-ikutan tren sesaat.Entrepreneurship jelas sebuah pilihan, jadi kalau Anda memang telah memilih dan memutuskan menjadi pengusaha maka pastikanlah Anda memilih dengan kepala dingin dan mengikuti kata hati Anda. Jangan sekali-kali pilihan tersebut Anda buat hanya karena Anda mengikuti kata buku ini, kata seminar, kata majalah, kata koran, kata pak anu, kata bu itu, dsb. Memutuskan menjadi pengusaha memiliki konsekuensi untuk mengubah secara radikal mindset (prinsip berpikir) dan lifestyle (gaya hidup) Anda. Oleh karena itu sekali Anda memilih untuk menjadi pengusaha, maka Anda wajib berkomitmen untuk berpikir dan bertingkah laku sebagai seorang pengusaha.

Salah satu contoh paling riil dari hal tersebut adalah fenomena Kafe Tenda di sekitar awal 2000an. Waktu itu banyak orang berbondong-bondong mengadu peruntungan bisnis mereka dengan membuka kafe tenda, mereka datang dari berbagai macam golongan mulai dari pekerja kantoran, pejabat, hingga para artis. Selain kafe tenda banyak lagi contoh seperti Kedai Pisang Goreng Kalimantan atau fenomena franchise berbagai macam jenis usaha. Namun sekarang berapa banyak yang bisa bertahan?

Mereka yang mendirikan usaha karena ikut-ikutan tren sesaat akan dengan mudahnya memutuskan untuk balik kanan dan melarikan diri dari tantangan yang ada. Lain halnya dengan mereka yang memang memutuskan membuka kafe karena passion-nya. Salah satu yang bertahan (dan semakin sukses) adalah rekan sekaligus mentor saya, Rene Canoneo, yang membuka kafe karena itulah panggilan hidupnya. Rene bisa bertahan dan sukses karena baginya menjadi pengusaha adalah pilihan hidup yang dipilihnya, bukan karena mengikuti kata orang atau tren sesaat.

Kesimpulannya, pastikanlah bahwa keputusan menjadi pengusaha merupakan PILIHAN Anda sendiri dan Anda wajib bertanggungjawab sepenuhnya terhadap pilihan tersebut. Bukan karena bujuk rayu dari buku ini, menurut seminar, kata Pak Anu, Bu Itu, artikel koran, majalah, dsb.

How to Series – Mencari Modal Bisnis

modal usahaSetiap usaha, apapun itu, pasti memerlukan modal. Meskipun demikian, seperti telah saya singgung dengan sangat gamblang dalam tulisan terdahulu, menurut saya modal itu tidak hanya dalam bentuk uang, tapi bisa berupa modal ketrampilan (skill) , jaringan bisnis (business network), atau calon klien.

Diluar modal yang sifatnya intangible seperti ilustrasi saya tersebut, modal yang sifatnya tangible (dapat dikuantifikasi) dalam bentuk uang segar (fresh money) tetaplah penting. Namun bagi Anda yang saat ini belum memiliki modal dalam bentuk dana cash, maka tulisan berikut mungkin dapat digunakan sebagai referensi bagi Anda. Berikut adalah sumber-sumber permodalan dalam memulai suatu usaha baru, terutama usaha yang bersifat UKM.

1. Tabungan
Sumber ini adalah sumber permodalan yang paling lazim digunakan. Selama Anda bekerja untuk orang lain maka Anda harus menyisihkan pendapatan Anda secara berkala sampai pada suatu masa Anda merasa cukup untuk memulai suatu usaha mandiri. Sewaktu saya masih bekerja untuk orang lain, waktu itu saya membutuhkan hingga 1 tahun untuk memperoleh Rp 15 juta yang akhirnya saya gunakan untuk memulai suatu usaha perdagangan. Alhamdulilah dalam jangka waktu 6 bulan usaha tersebut bangkrut. Tapi saya cukup bahagia karena setidaknya saya telah belajar tentang bagaimana memulai suatu usaha yang nantinya bisa saya gunakan sebagai bekal untuk masa depan saya.

2. Pinjaman Keluarga
Kalau kebetulan Anda memiliki anggota keluarga yang cukup mampu dan tampaknya cukup bermurah hati untuk meminjamkan dana terhadap Anda, maka mungkin Anda dapat memilih alternatif ini. Kalau saya pribadi sebenarnya kurang merekomendasikan metode ini mengingat ada resiko sengketa dengan pemberi pinjaman yang notabene adalah keluarga kita. Saya ingat pernah meminjam uang kepada anggota keluarga saya guna memulai suatu usaha kecil, untungnya waktu itu usahanya cukup jalan sehingga saya bisa memberi return kepada dia sebesar 5% per bulan selama hampir 1 tahun hingga akhirnya saya bisa mengembalikan pinjaman tersebut secara utuh.

3. Pinjaman Bank
Alternatif ini juga merupakan alternatif yang sangat populer bagi pengusaha. Namun sayangnya banyak pengusaha UKM yang sebenarnya memiliki potensi besar untuk memiliki usaha yang profitable, namun tidak bankable. Hal itu terjadi karena umumnya pengusaha UKM kurang memperhatikan aspek-aspek legal formalistik dan dokumentasi, seperti misalnya: pengurusan ijin-ijin usaha yang belum ada atau belum lengkap, pembukuan dan akuntansi yang tidak rapi, dokumentasi PO atau Kontrak Kerja yang tidak lengkap, dsb.

Juga problem klasik yang ada adalah tidak adanya collateral (jaminan) yang dapat kita berikan pada bank guna mengucurkan kredit pada pengusaha. Dalam opini saya pribadi terus terang agak susah atau nyaris mustahil bagi pengusaha pemula guna memperoleh permodalan dengan metode ini. Pihak bank akan bersikap sangat pragmatis dengan hanya memberikan kredit kepada pihak yang memiliki peluang besar untuk mengembalikan kredit tersebut.

4. Kartu Kredit/Kredit Tanpa Agunan (KTA)
Dalam kasus tertentu kalau Anda yakin dengan rencana bisnis Anda dan bahkan Anda sudah memperoleh kepastian PO atau kontrak dari klien, maka tak ada salahnya menggunakan kartu kredit yang Anda miliki sebagai modal kerja. Namun demikian Anda mesti ekstra waspada karena bunga Kartu Kredit dan Kredit Tanpa Agunan sangat besar yakni berkisar 3,75% hingga 4% per bulan. Oleh karena itu Anda mesti yakin bahwa return yang akan Anda peroleh harus lebih besar dari nilai tersebut, dan jangan lupa Anda harus memastikan bahwa collection (pembayaran dari klien) Anda tepat waktu guna memperkecil resiko Anda terlambat membayar cicilan hutang Anda yang berakibat pada pengenaan skema bunga berbunga. Intinya berpikirlah secara bijaksana dan berulang-ulang kali sebelum memutuskan menggunakan metode ini.

5. Pegadaian/Rahn
Jika kebetulan Anda memiliki simpanan barang berharga (emas, berlian, dsb), maka skema Gadai (atau Rahn dalam konteks ekonomi syariah) dapat menjadi alternatif permodalan yang paling memadai. Disamping syaratnya yang sangat mudah dan tidak berbelit-belit, bunga ataupun skema bagi hasil yang dikenakan juga tidak seberat apabila kita melakukan hutang pada kartu kredit atau kredit tanpa agunan. Untuk biaya bunga atau nisbah, Anda dapat menggunakan dari keuntungan usaha yang Anda peroleh. Namun demikian prinsip kehati-hatian wajib dilakukan, Anda harus memiliki keyakinan bahwa usaha yang Anda jalankan dapat berjalan dengan baik dan memberikan return yang memadai.

6. Stok Konsinyasi/Kerjasama dengan Supplier
Menjadi broker atau perantara dagang merupakan suatu alternatif usaha yang bisa Anda tempuh. Metode ini memungkinkan Anda menjual suatu barang tanpa terlebih dahulu membayarkan uang muka. Jikalau produk laku maka Anda akan memperoleh komisi dan apabila tidak maka Anda bisa mengembalikannya kepada produsen. Menurut saya ini adalah metode paling sederhana guna memulai suatu usaha dan sangat tepat untuk dilakukan bagi mereka yang masih pemula karena memang metode ini menawarkan resiko yang paling minimal. Kunci utama untuk metode ini adalah Anda harus bisa menemukan orang atau perusahaan yang memiliki kepercayaan tinggi terhadap Anda. Karena dasar dari metode ini adalah trust (kepercayaan) semata. Oleh karena itu bila Anda berniat menjadi seorang pengusaha, sejak awal Anda perlu memastikan bahwa Anda merupakan orang yang dapat dipercaya.

7. Partners & Shareholders
Metode ini adalah metode yang paling banyak saya gunakan apabila hendak memulai suatu bisnis. Anda dapat mengajak beberapa orang guna bekerjasama guna mengembangakan suatu usaha bersama. Modal yang dapat Anda libatkan bisa dalam bentuk dana atau ketrampilan (skill), jaringan (network), serta klien. Dalam konsep syariah, hal ini dikenal dengan konsep syirkah dimana bentuk kerjasamanya dikenal sebagai musyarakah atau mudharabah. Lagi-lagi hal ini sangat bergantung pada kepercayaan (trust) diantara sesama pemegang saham.

Meski kita dapat membentengi kerjasama ini dengan berbagai langkah hukum namun tetap saja faktor kepercayaan merupakan faktor yang paling utama. Dalam metode ini, Anda harus memastikan bahwa Anda mampu menjalin kerjasama yang baik dan harmonis dengan partner Anda. Menurut saya hal tersebut merupakan hal yang paling sulit. Perlu diingat bahwa kerjasama bisnis merupakan kerja sama yang sifatnya jangka panjang sehingga Anda harus memastikan bahwa Anda nyaman dan cocok bekerjasama dengan partner Anda. Banyak bisnis dengan metode ini yang hancur di tengah jalan dikarenakan kegagalan dalam menjalankan komitmen awal yang telah dibuat.

8. Joint Ventures
Dalam kondisi tertentu terdapat beberapa lembaga donor yang siap mengucurkan dana guna membantu perusahaan baru (start-up) untuk mengembangkan bisnisnya. Apabila Anda menemukan lembaga seperti itu dan Anda bisa mendapatkannya maka sebaiknya segera diambil karena metode ini menawarkan kesempatan emas guna mengembangkan usaha dengan biaya bunga yang sangat ringan dan bahkan bisa gratis. Sayangnya lembaga-lembaga donor tersebut tidak banyak tersedia di Indonesia dan kalaupun ada hanya dapat ditemui di lokasi bencana atau sesuatu yang sifatnya seremonial belaka.

Demikian adalah beberapa metode pembiayaan yang dapat Anda pilih guna membantu aspek pendanaan usaha Anda. Pilihlah metode yang sesuai dengan karakter bisnis Anda serta kepribadian Anda. Kalau Anda termasuk orang yang bersifat safe player, maka sebaiknya memilih alternatif pembiayaan dengan resiko minimal seperti: pegadaian atau pinjam keluarga. Dan sebaliknya kalau Anda sangat yakin dengan prospek usaha Anda dan Anda merupakan orang dengan karakter yang agresif, maka hutang bank, kartu kredit, KTA mungkin menjadi sesuatu yang tidak masalah bagi Anda. Akhir kata apapun metode yang Anda pilih, lakukan dengan bijaksana dan pertimbangkan dengan masak-masak pilihan Anda karena hal itu akan menentukan sukses tidaknya Anda di masa depan. @Betley-210709