NLP Series-S.W.I.S.H Pattern

Salah satu pattern atau teknik dari NLP (Neuro Linguistic Programming) yang paling sering saya gunakan adalah SWISH Pattern. Kenapa? Karena teknik ini sangat mudah dilakukan oleh siapapun bahkan oleh mereka yang sama sekali belum mengenal NLP. SWISH Pattern sangat efektif untuk menghalau segala macam pikiran-pikiran negatif yang seringkali menyesakkan kita.

Presuposisi atau Prinsip Berpikir yang mendasari teknik ini adalah “The map is not the territory” alias “menu bukanlah makanan sesungguhnya” atau bisa dijabarkan bahwa pada dasarnya kita tidak bereaksi langsung terhadap REALITAS namun kita bereaksi terhadap PERSEPSI kita tentang realitas. Nah, disini kuncinya, karena kita hanya berhubungan dengan persepsi maka selama kita bisa mengelola persepsi maka kita bisa mengatasi pikiran-pikiran negatif yang menekan.

Terdapat bermacam-macam varian dari SWISH Pattern yang merupakan hasil pengembangan dari para developer NLP. Namun untuk alasan kepraktisan dan kemudahan maka saya akan menampilkan SWISH Pattern Classic dari Richard Bandler, Co-Founder NLP.

1. Pilihlah sebuah pikiran negatif yang menekan Anda dan buatlah menjadi gambar yang tidak bergerak (still picture). Imajinasikan gambar itu menjadi besar dan terang yang mewakili tekanan perasaan tersebut. Sisihkan untuk sementara dan beri nama gambar “TEKANAN”.

2. Pikirkan suatu situasi dimana Anda merasa memiliki kendali penuh (KONTROL) atas diri Anda dan memiliki semua pilihan yang diperlukan. Buatlah gambaran tersebut menjadi sangat nyata (vivid) dan ambil gambarnya (still picture). Sisihkan untuk sementara dan beri nama gambar yang “DIINGINKAN”.

3. Ambil gambar “TEKANAN” tersebut dan posisikan gambar buram dari gambar “DIINGINKAN” pada sudut kiri bawah. Seperti posisi insert dalam foto di surat kabar atau majalah. Lantas buat gambar yang terang dan besar (gambar TEKANAN) itu tiba-tiba menjadi gelap, lalu gambar kecil dan buram (gambar DIINGINKAN) secara bersamaan membesar untuk menggantikannya dan semakin lama semakin besar dan terang.

4. Lakukan proses ini selama 5-6x secara berurutan dan cepat. Ucapkan SWISH! pada setiap prosesnya. Setelah itu buka mata Anda sedetik setelah setiap giliran.

5. Test untuk melihat hasilnya.

Top Tips:
– Kecepatan proses SWISH.
– Test dengan memunculkan gambar “TEKANAN”, pada umumnya gambar tersebut akan semakin sulit muncul setelah proses tersebut.
– Coba berkali-kali sampai Anda menguasai teknik ini.

Selamat Mencoba! @Betley140912010

NLP Series-Well-formed Objectives

Sebagai seorang praktisi Neuro Linguistic Programming (NLP), saya berkesempatan untuk mempelajari salah satu teknik paling powerful dari NLP, yakni teknik Well-formed Objective (Tujuan yang dibentuk dengan baik). Teknik tersebut membantu kita untuk menentukan tujuan, baik tujuan yang sifatnya Ultimate maupun Intermediate, dengan lebih efektif. Selain aplikatif dalam kehidupan sehari-hari, teknik ini juga sangat mudah dipraktekkan. Meskipun terdapat banyak sekali paparan yang disampaikan oleh developer NLP, namun pada bagian ini saya akan fokus untuk menyampaikan teknik orisinal yang disampaikan oleh “Bapak NLP”, Richard Bandler.

1. Nyatakan dalam Kalimat POSITIF

Pada dasarnya otak kita tidak mengenali kata-kata yang sifatnya negatif (tidak, jangan, bukan, dsb). Oleh karena itu alih-alih menentukan tujuan “tidak mau miskin” maka nyatakanlah tujuan Anda dengan “memiliki kekayaan senilai sekian rupiah”. Pastikan bahwa Anda memiliki keyakinan penuh terhadap tujuan Anda tersebut.

2. Tujuan Berdasarkan INISIATIF dan KONTROL Diri Kita Sendiri

Tujuan yang Anda tentukan hendaknya dimulai oleh dan dipertahankan pelaksanaanya oleh Anda sendiri. Dalam konteks NLP, pihak yang bertanggungjawab dalam setiap tindakan adalah “saya” dan bukannya orang lain. Tujuan yang tergantung oleh orang lain bukanlah tujuan yang well-formed. Definisikan juga sumber daya (resources) dan perilaku (behaviour) yang Anda perlukan guna mencapai tujuan tersebut. Gunakan pertanyaan-pertanyaan berikut untuk membantu Anda:

§  Apa yang bisa dan akan Anda lakukan untuk mencapai tujuan tersebut?

§  Apakah langkah pertama yang Anda lakukan untuk memperoleh yang Anda inginkan?

§  Bagaimana Anda dapat memperoleh apa yang Anda perlukan untuk mencapai tujuan Anda?

3. Tetapkan Tujuan dalam Kalimat yang Mendayagunakan INDERA Kita.

Tujuan yang efektif wajib didefinisikan dan dibuktikan dengan keseluruhan indera kita. Setidak-tidaknya adalah VAK yang meliputi indera penglihatan (Visual), pendengaran (Auditory), dan perasa (Kinesthetic). Hal ini penting karena hal ini memotivasi Anda untuk mencapai tujuan yang Anda tetapkan. Gunakan pertanyaan berikut untuk membantu Anda:

§  Apakah yang Anda LIHAT sewaktu tujuan tersebut telah tercapai?

§  Apa yang Anda DENGAR ketika tujuan terwujud?

§  Apakah yang Anda RASA ketika Anda telah mencapai tujuan tersebut?

§  Kapan dan dimana tepatnya?

4. Cek EKOLOGIS Terhadap Diri Kita Sendiri maupun Orang Lain

Tujuan yang telah ditetapkan wajib mendukung keseluruhan ekosistem yang ada dan selaras dengan kepentingan diri kita sendiri, keluarga, teman, orang lain, dan bahkan kepentingan seluruh umat manusia. Semaksimal mungkin Anda wajib memilih tujuan yang sifatnya win, win, win untuk seluruh pihak yang terlibat. @Betley14092010

Kategori Tujuan

Secara garis besar terdapat dua jenis tujuan, yaitu Ultimate Objective dan Intermediary Objective. Ultimate Objective merupakan tujuan paling utama yang Anda inginkan dalam hidup Anda sedangkan Intermediary Objective adalah tujuan antara yang sifatnya lebih temporer dan jangka pendek. Sedangkan ditinjau dari jenisnya, terdapat beberapa jenis tujuan yakni:

1. Karir/Bisnis

Tujuan ini berhubungan dengan dunia karir atau bisnis Anda. Apakah karir idaman Anda di masa datang? Posisi apa yang Anda idam-idamkan? Apakah Anda ingin menjadi profesional atau entrepreneur? Jenis bisnis apa yang ingin Anda tekuni? Penghargaan apa yang ingin Anda peroleh dalam dunia karis/bisnis?

2. Finansial

Tujuan ini seringkali disalahartikan sebagai satu-satunya tujuan dalam hidup. Berapakah uang yang Anda perlukan? Investasi apa yang Anda idamkan di masa depan? Berapa properti yang ingin Anda miliki? Berapa tabungan yang hendak Anda miliki? Lifestyle seperti apa yang Anda ingin jalankan dengan uang Anda?

3. Sosial

Bagaimana kehidupan sosial Anda di masa depan? Seperti apakah pandangan masyarakat terhadap Anda yang Anda inginkan? Status sosial seperti apa yang Anda dambakan? Teman dan sahabat seperti apa yang ingin Anda miliki? Organisasi sosial apa yang Anda inginkan untuk bergabung? Kontribusi apa yang hendak Anda berikan untuk masyarakat?

4. Pengembangan Diri/Mental

Ketrampilan apa yang ingin Anda miliki di masa datang? Training atau workshop apa yang ingin Anda ikuti untuk meningkatkan kemampuan personal Anda? Apakah Anda berencana untuk mengambil pendidikan yang lebih tinggi? Apa hobby yang ingin Anda tekuni?

5. Fisik

Tujuan ini berhubungan dengan kondisi tubuh Anda. Apakah harapan Anda untuk tubuh Anda? Apakah Anda ingin bugar? Bagaimana pola makan yang Anda kehendaki? Bagaimana postur ideal yang Anda kehendaki? Apakah Anda hendak memulai program diet dan berolahraga?

6. Keluarga

Apakah kehidupan keluarga yang ideal menurut Anda di masa depan? Apakah Anda ingin meluangkan waktu yang lebih banyak bersama keluarga? Apakah Anda ingin mengembangkan hubungan komunikasi antara Anda dan pasangan atau dengan anak-anak? Apa rencana Anda untuk menjalin keakraban dengan seluruh keluarga besar Anda? Apa ide Anda untuk membahagiakan orang tua Anda?

7. Spiritual

Pada umumnya ujung dari suatu tujuan hidup manusia adalah tujuan spiritual. Bagaimanakah kehidupan spiritual yang Anda harapkan di masa depan? Apakah Anda ingin menunaikan ibadah haji/umroh atau berziarah ke Yerusalem/Lourdes? Bagaimana rencana pengembangan kehidupan spiritualitas Anda? Apakah Anda merasa batin Anda kosong dan memerlukan pengembangan spiritualitas? Apakah Anda tertarik untuk bergabung dengan organisasi keagamaan? @Betley14092010

Kenapa Anda Perlu Tujuan?

Seringkali saya mendengar teman berbicara tentang “my life flows like water to the sea of life” atau biarlah hidup mengalir seperti air menuju sungai kehidupan. Sebagian dari mereka menjalani hidup dengan pasrah layaknya berjalan di padang pasir tanpa peta dan kompas sebagai penunjuk arah. Setiap hasil positif yang diperoleh dimaknai sebagai suatu keajaiban yang sama sekali tidak bisa diprediksi.

Namun pada sisi lain kalau kita telaah dengan lebih seksama, hampir semua ajaran agama dan spiritualitas yang pernah saya ketahui menyampaikan bahwa hendaknya manusia memiliki tujuan yang spesifik dalam menjalani hidupnya. Tujuan tersebut berupa tujuan spiritualitas maupun non spiritualitas seperti tujuan dalam bermasyarakat, berkeluarga, berbisnis, dsb.

Dalam konteks entrepreneurship, terdapat beberapa penjelasan dari Robert (2007, hal 72) tentang perlunya tujuan hidup yang spesifik yang relevan, diantaranya ialah:

– Tujuan membuat Anda tetap FOKUS.

– Tujuan memberi Anda sesuatu untuk DIRAIH.

– Tujuan membuat ide-ide dan SOLUSI terus mengalir.

– Tujuan membuat Anda ANTUSIAS.

– Tujuan memberikan gambaran RUTE dalam kehidupan.

– Tujuan memberikan ARTI dalam hidup Anda.

– Tujuan membantu Anda untuk tetap PRODUKTIF.

– Tujuan memberikan KEJELASAN dalam pembuatan keputusan.

– Tujuan menyediakan ALAT UKUR dalam mempertimbangkan suatu ide.

– Tujuan membantu Anda untuk tetap TERORGANISIR.

– Tujuan membantu Anda untuk MEMPROMOSIKAN diri Anda kepada orang lain.

– Tujuan membantu Anda MENILAI produktifitas dan efektifitas Anda.

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa memiliki tujuan yang spesifik dan TERTULIS akan sangat membantu Anda untuk menyusun peta jalan sukses (success roadmap) Anda. @BHS01092010

Millionaires Mindset REVISITED!

Dalam beberapa kali kesempatan untuk menyampaikan training dan workshop, saya seringkali mendapat pertanyaan dari peserta yang kurang lebih berbunyi “Pak, saya merasa sudah bekerja keras, berdoa juga ngga kurang-kurang. Tapi mengapa kehidupan finansial saya tidak berubah?” atau ada juga yang setengah menghakimi diri dengan bertanya “Pak, mungkin sudah takdir saya kali ya, koq semua upaya sudah saya jalankan tapi keuangan saya tidak kunjung membaik?”

Meski pertanyaan tersebut tampaknya sederhana, tapi untuk menjawabnya sangatlah tidak sederhana dan memerlukan penjelasan yang panjang lebar. Karena waktu yang tersedia untuk menjawab tidak banyak maka saya memutuskan untuk menukil lagi list Millionaire Mindset yang saya ambil dari buku “The Secret of Self-Made Millionaire” karya Adam Khoo. Menurut saya buku tersebut sangat bagus untuk dibaca bagi mereka yang ingin mengetahui “isi kepala” dan mindset para milyuner. Kali ini saya akan berusaha menuliskannya dengan list yang simpel dan sesederhana mungkin supaya dapat lebih mudah dipahami

Always Exceed Expectations – Senantiasa Melebihi Ekspektasi.

Orang tua saya berpesan bahwa dalam setiap bidang yang saya geluti, maka saya harus menyediakan 110% kemampuan yang saya miliki. Karena hanya itulah cara yang diperlukan untuk bisa berhasil dalam bidang apapun. There’s no time for mediocre – tidak ada tempat untuk kaum medioker. Intinya kalaupun saat ini Anda sedang menjadi tukang sapu, maka jadilah tukang sapu yang TERBAIK di dunia. Demikian halnya kalau saat ini Anda adalah seorang CEO di suatu perusahaan besar, maka jadilah CEO terbaik. Memberikan sesuatu diatas ekspektasi akan menjamin keberhasilan Anda di bidang apapun.

Be Proactive – Jadilah Proaktif

Orang yang berhasil selalu sigap terhadap setiap peluang yang ada, sedangkan orang yang gagal hanya menunggu sampai kesempatan itu menghampirinya. Fakta menunjukkan bahwa peluang itu dapat kita CIPTAKAN kalau kita memiliki kemauan yang kuat.

Take 100% Responsibilities – Ambil Tanggung Jawab 100%.

Para pemimpin dan juga milyuner fokus untuk bertanggung-jawab atas setiap tindakan dan hasil perbuatan mereka. Mereka tidak menyalahkan keadaan ataupun orang lain sepertu yang sering digunakan oleh orang-orang gagal. Oleh karena itu maka sebaiknya kita mulai berlatih dan berupaya untuk berani mengambil keputusan dan mengambil tanggung–jawab atas setiap tindakan kita.

Delayed Gratification – Menunda Kesenangan

Salah satu tradisi yang menghambat seseorang untuk berhasil secara finansial adalah adanya perilaku yang mendahulukan kesenangan dibanding keputusan untuk menabung atau berinvestasi. Milyuner mendahulukan keuntungannya untuk menabung dan melakukan investasi sebelum mereka menikmati hasil pendapatannya.

Do what You Love – Lakukan yang Anda Senangi

Temukan PASSION Anda, dan jalankanlah! Hal tersebut akan menjamin kesuksesan Anda selamanya karena Anda menjalankan sesuatu yang Anda cintai dan Anda akan mudah menyatu di dalamnya. Betapapun keras dan sulitnya proses yang terjadi, Anda tidak akan pernah mundur karena Anda menikmati seutuhnya apa yang Anda lakukan. Jangan pernah bekerja atau berbisnis yang bahkan Anda sendiri tidak menyukainya.

Acting with Integrity – Bertindaklah dengan Integritas

Reputasi dan kerja keras yang telah dibina selama berpuluh-puluh tahun, akan hancur oleh satu kejadian yang merusak integritas Anda. Maka berhati-hatilah dengan integritas yang Anda miliki. Jangan pernah mempertaruhkan integritas Anda dengan hal apapun, karena hal tersebut akan menghancurkan hidup Anda selamanya.

Be 100% Commited – Komitmen 100%

Kalau Anda memiliki suatu komitmen, maka pastikan bahwa Anda akan 100% berkomitmen untuk menyampaikan hasil yang terbaik yang Anda bisa lakukan. Setiap orang akan menaruh hormat kepada mereka yang berkomitmen 100% untuk menjalankan kesepakatan yang telah dibuat. Patut dipikirkan untuk menolak tawaran yang ada apabila Anda memang tidak mampu memberikan komitmen 100%.

The Ability to Turn Failure into Success – Kemampuan Mengubah Kegagalan Menjadi Sukses

Prinsip berpikir “There’s no failure, only feedback” atau “Tidak ada kegagalan, yang ada hanya masukan” dari NLP menjelaskan dengan tepat tentang kemampuan kita untuk mengolah cara pandang kita terhadap apa yang kita sebut dengan kegagalan. Kalau kita melihat bahwa sejatinya kegagalan itu hanyalah masukan (feedback) bagi kita untuk menjadi insan yang lebih baik maka semestinya kita tidak perlu memiliki rasa takut terhadap kemungkinan hasil (result) yang bisa terjadi. Dengan sedikit pemahaman tentang konsep REFRAMING atau kemampuan melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda, maka kita memiliki perangkat yang sangat efektif untuk berhadapan dengan hasil yang tidak kita sukai.

Respect & Love Money – Hormat dan Cinta Uang

Hormat dan cinta disini bukan berarti bahwa kita harus menghamba terhadap uang, namun lebih berupa kemampuan kita untuk melihat uang sebagai suatu output dari suatu proses. Dengan menggunakannya sebaik mungkin dan seefisien mungkin sesuai dengan KEBUTUHAN dan bukan keinginan kita maka kita telah menunjukkan rasa hormat dan cinta kepada uang.

Demikian 9 Millionaire Mindset yang saya sarikan dan interprestasikan dengan bahasa saya dari buku  “The Secret of Self-Made Millionaire” karya Adam Khoo. Saya mendorong Anda untuk menggali hal ini dengan lebih detil dari sumber-sumber yang ada. Perbedaan penafsiran adalah biasa, kritik, saran dan komentar sangat dinantikan. Semoga bermanfaat. @Betley21062010

Berinvestasilah ke Diri Anda!

Kalau saya ditanya, investasi terbaik apa yang pernah Anda lakukan? Tanpa ragu sedikitpun, saya akan jawab: investasi ke diri saya sendiri! Banyak rekan saya yang kurang sependapat dengan hal ini dan cenderung berpikir bahwa investasi terbaik mereka adalah investasi ke saham blue chip atau membeli properti di lokasi yang premium. Kenapa? Karena dengan investasi yang terus saya pupuk sedari awal dalam diri saya, maka saya bisa menghasilkan investasi-investasi lain dalam hidup saya.  Bagi saya investasi terbaik dan akar dari semua investasi adalah investasi ke diri kita sendiri!

Dengan logika yang sangat sederhana kita bisa runut bahwa untuk menghasilkan investasi-investasi yang bersifat tangible seperti kapital, properti, saham, dsb maka kita memerlukan resources yang memadai dalam diri kita yang berupa skill, knowledge, physical, dsb.  Sayangnya orang seringkali lupa dengan prinsip dasar kehidupan, bahwa untuk menuai kita perlu menanam dan untuk memancing kita perlu umpan. Alam telah menggariskan bahwa tiada orang akan pernah menuai sesuatu yang tidak pernah ditaburnya. Untuk menuai hasil sesuai tujuan yang telah kita tetapkan, maka wajib hukumnya bagi kita untuk terus menabur, menyemai, dan merawat benih yang kita tanam.

Adapun komponen terpenting dalam siklus tersebut adalah manusia sebagai subjeknya.  Guna menghasilkan yang terbaik dalam hidupnya, manusia perlu memiliki perangkat lengkap yang memadai guna membantunya. Istilah rekan saya, “petani perlu mengasah pacul-nya” sebelum dapat membajak sawah dengan sempurna. Dalam pengalaman saya terdapat beberapa hal yang perlu dikuasai sebagai fundamental bagi siapapun yang ingin melangkah maju dalam semua aspek kehidupan.

Skill yang mutlak perlu dikuasai misalnya: penguasaan bahasa asing (minimal bahasa Inggris), teknik presentasi, teknik komunikasi, teknik self-motivation, teknik persuasi, dan dasar-dasar psikologi manusia. Juga tentu diperlukan knowledge yang memadai dalam bidang-bidang yang kita tekuni. Selain itu ada baiknya bila kita terus berinvestasi kepada hal-hal yang berhubungan dengan self empowerment, kesehatan, dan aspek-aspek spiritualitas baik yang berupa aspek religuius maupun spiritual kontemporer.

Fakta yang ada saat ini adalah orang-orang cenderung pelit untuk berinvestasi ke dalam diri mereka sendiri. Coba kita tanyakan dalam diri kita, apakah kita lebih ingin memiliki Blackberry Onyx atau ikut dalam seminar/training yang berhubungan dengan self empowerment? Saya yakin sebagian besar lebih mendambakan memiliki gadget terbaru dibanding berinvestasi kepada dirinya sendiri. Orang-orang cenderung memaksakan dirinya untuk memiliki sesuatu yang bersifat memenuhi rasa kepuasan jangka pendek dalam konteks hubungannya dengan manusia lain dibanding berinvestasi untuk menemukan kebahagiaan yang sifatnya jangka panjang.

Tentu saja investasi ke diri kita sendiri tidak terbatas hanya mengikuti seminar, training, workshop, sekolah lanjut, dsb. Namun juga bisa berupa self-learning dengan membaca literatur-literatur yang ada atau bahkan berinvestasi dengan hidup lebih sehat guna mencegah penyakit yang mungkin timbul.

Oleh karena itu, alangkah baiknya bila kita mulai berpikir untuk berinvestasi dalam diri kita sendiri. Bila digunakan dengan tepat dan maksimal, mestinya investasi-investasi yang telah kita tanamkan dalam diri kita sendiri tersebut akan memberikan hasil (return) yang jauh lebih besar dan permanen dibanding investasi lain yang sifatnya jangka pendek.  @Betley-290110

How to Series – Strategi Memilih Partner Bisnis

Beberapa waktu lalu saya berkesempatan untuk berdiskusi dengan Bisma, seorang pengusaha yang berbasis di Bandung. Bisnis yang digelutinya adalah bisnis alat-alat telekomunikasi dan juga proyek-proyek teknologi informasi yang masih berhubungan dengan bidang telekomunikasi. Sebenarnya kami berdua memulai bisnis pada rentang waktu yang sama, yakni sekitar tahun 2002. Waktu itu saya masih berstatus freelance dan bekerja di luar jam kerja sedangkan dia sudah memutuskan terjun full time dan keluar dari tempatnya bekerja di salah satu BUMN terkemuka. Namun sayangnya selang tujuh tahun kemudian bisa dibilang keadaan bisnis Bisma belum banyak berubah dan masih berkutat melayani klien berskala kecil dengan omset yang relatif masih kecil pula.  Padahal saya tahu persis bahwa solusi produk yang dimilikinya memiliki kualitas yang istimewa dan di atas rata-rata kualitas produk yang ada di pasar. Ketika hal tersebut saya utarakan kepada Bisma dan kemudian diikuti dengan diskusi panjang lebar, barulah saya ketahui beberapa hal yang membuat bisnisnya kurang cepat berkembang.

Dari hasil diskusi kami, diperoleh beberapa kesimpulan bahwa akselerasi bisnisnya kurang cepat dikarenakan beberapa faktor. Pertama, lokasi bisnisnya yang terletak di Bandung ternyata sedikit banyak telah membuatnya kesulitan untuk menembus pasar utama bisnisnya yang terletak di Jakarta. Meski jarak Bandung-Jakarta relatif dekat, namun faktanya dengan tingkat persaingan yang sangat sengit maka agak susah baginya untuk bersaing dengan vendor lokal di Jakarta. Kedua, Bisma ternyata masih mengerjakan proyek yang sifatnya masih dominan Custom-built Solutions alias berdasarkan pesanan dari klien. Meski memiliki beberapa solusi produk yang seharusnya bisa dijadikan Product Package namun ternyata dia belum berhasil membuatnya menjadi solusi produk siap jual. Bagaimanapun juga berdasarkan pengalaman penulis, menjual produk yang telah siap akan jauh lebih mudah dibanding menjual produk yang sifatnya berdasarkan pesanan. Hal tersebut dikarenakan karakter produk yang ditawarkan cenderung mengarah ke produk komoditi dan bukannya produk couture yang memang diproduksi sesuai pesanan pengguna. Ketiga, latar belakang Bisma adalah teknis dan membuatnya lebih banyak berpikir dalam kerangka yang sangat teknikal. Hal tersebut telah membuatnya terbelenggu dalam sudut pandang teknis sehingga beberapa kali melewatkan kesempatan bisnis yang luar biasa.

Setelah menemukan kesimpulan tersebut maka arah diskusi kami sekarang bergeser untuk mencari solusi yang terbaik bagi dia guna meningkatkan akselerasi bisnisnya supaya dapat bersaing dengan pemain lainnya di bidang ini. Soal lokasi bisnis yang di Bandung, dia sepakat untuk membuka perwakilan penjualan dan layanan servis di Jakarta (Sales & Service Point) yang dia harapkan akan membuatnya menjadi lebih responsif dalam memenuhi permintaan pasar dan memberikan layanan purna jual kepada kliennya. Sedangkan soal solusi Product Package dia juga sudah memikirkannya dan berdasarkan analisisnya setidaknya terdapat beberapa produk yang siap untuk dikemas menjadi paket lengkap dengan branding dan strategi pemasarannya.

Sedangkan untuk mengatasi tantangan yang ketiga, soal business skill, Bisma secara terbuka mengakui bahwa dia memiliki kelemahan dalam aspek tersebut. Dengan latar belakang teknis yang sangat kental, Bisma kurang memiliki intuisi bisnis yang kuat guna mengendus peluang yang ada serta mengubahnya menjadi keberuntungan bagi bisnisnya. Melihat situasi semacam itu, saya merekomendasikan Bisma untuk berkolaborasi dengan partner lain yang memiliki latar belakang bisnis yang kuat. Sebagaimana Bill Gates yang meraih sukses luar biasa setelah berkolaborasi dengan Steve Ballmer maka saya merekomendasikan Bisma untuk bekerjasama dengan partner lainnya guna membawa bisnisnya ke level selanjutnya. Saya ilustrasikan bahwa lebih baik memiliki 60% saham dengan omset 1 miliar dibandingkan dengan memiliki 100% saham dengan omset 100 juta.

Pertanyaan yang lantas muncul dari Bisma adalah “Bagaimana memilih partner bisnis yang tepat untuk saya?” Pertanyaan yang tampaknya sederhana namun sangat tidak sederhana jawabannya. Menurut saya faktor manusia adalah merupakan faktor yang paling menantang untuk ditangani dalam sebuah bisnis karena manusia memiliki sifat yang sangat unpredictable hampir dalam semua aspek. Namun demikian saya percaya tidak ada sesuatu hal yang sulit selama kita memiliki keyakinan dan kemauan kuat untuk mengatasinya.

Untuk berkembang dengan lebih cepat, saya memutuskan bekerjasama dengan beberapa partner. Kerjasama tersebut tidaklah selamanya mulus karena sudah beberapa kali saya gagal dalam bekerjasama dikarenakan beberapa faktor, yang paling umum adalah faktor hilangnya kepercayaan yang berhubungan dengan hal keuangan, komitmen, dan kinerja. Meski demikian saya tidak kapok bekerjasama dengan partner karena saya yakin pasti ada partner bisnis yang tepat bagi saya. Berdasarkan beberapa pengalaman tersebut, berikut adalah beberapa hal yang saya rekomendasikan bagi Bisma dalam upayanya mencari partner bisnis yang tepat:

1. Dengarkanlah Intuisi Anda!

Sebagian orang merasa dengan bekal pendidikan yang tinggi, apalagi titel MBA, maka mereka berpendapat semua hal bisa dianalisis dengan serangkaian tools analisis yang ada. Padahal berdasarkan pengalaman saya hal tersebut tidaklah tepat 100%. Alat-alat analisis tersebut memang berguna, namun ujungnya semua kembali pada itikad atau motif dari pihak-pihak yang bekerjasama. Dan satu-satunya alat yang bisa digunakan untuk menganalisis hal tersebut adalah intuisi kita yang berasal dari lubuk hati terdalam. Memang tidak mudah menggali hal tersebut, namun dengan latihan yang tepat dan konsisten maka hal tersebut bisa dilakukan. Ada baiknya Anda berlatih teknik-teknik NLP guna menganalisis kejujuran orang dari pandangan mata mereka, karena mata adalah benar-benar jendela hati. Selain itu jangan lupa menelisik jatidiri dan rekam jejak calon partner Anda beserta masukan dari orang-orang yang Anda percayai. Tetapi ingatlah selalu bahwa suara hati Anda dari lubuk yang terdalam merupakan suara yang paling jujur dan bisa dipercaya.

2. Pilih Partner yang Relevan

Relevan disini bermakna sebaiknya Anda memilih partner yang bisa memberikan advantage jangka panjang bagi kelangsungan bisnis Anda. Advantage tidak semata berupa suntikan modal dalam bentuk materi namun lebih berarti pada kontribusi pengalaman bisnis, networking bisnis, infrastruktur penunjang, dan back-up untuk kondisi bisnis dikala situasi sulit. Pilihlah partner yang bisa mendorong bisnis Anda ke tahap selanjutnya dengan cepat dan berorientasi ke masa depan.

3. Carilah Partner yang Kompatibel dengan Anda

Sebelum memulai kerjasama, Anda harus memastikan bahwa kepribadian calon partner harus kompatibel dengan kepribadian Anda. Kompatibel disini bukan berarti harus berkepribadian sama atau sejenis namun alangkah baiknya bila partner Anda bisa melengkapi potensi yang Anda miliki. Sinergi yang terjalin dari hal tersebut akan menghasilkan sesuatu kekuatan yang akan mendorong bisnis Anda maju dengan lebih cepat dan konsisten.

4. Sebisa Mungkin Pilih Silent Partner

Sebagai pengelola bisnis (active partner), apabila memungkinkan saya merasa lebih nyaman bekerjasama dengan partner yang bersifat silent partner (pasif) karena hal tersebut akan memberikan keleluasaan bagi saya untuk merancang dan mengeksekusi strategi bisnis yang ada. Silent partner tentu bukan bermakna partner yang hanya menanam modal materi lantas tidak berkontribusi lainnya. Partner tetap diharapkan untuk memberikan masukan dan pandangannya dalam pengambilan keputusan bisnis yang penting namun tidak sampai terjun ke hal-hal yang bersifat detil operasional. Dalam pengalaman saya agak susah bekerjasama dengan partner yang terlibat dalam hal detil operasional karena akan menghambat proses pengambilan keputusan dan memperbesar potensi konflik.

5. Landasan Hukum yang Memadai

Meski semua berpulang pada motif dan niat baik seseorang, namun dalam sebuah kerangka bisnis tetaplah diperlukan suatu landasan legal formalistik yang memadai. Landasan hukum tersebut akan menjamin tersedianya perlindungan hak dan penjabaran kewajiban yang jelas dan terdokumentasi beserta konsekuensinya. Hal ini akan mengurangi resiko sengketa yang muncul di kemudian hari.

Kerjasama bisnis yang baik dan berhasil ibaratnya bibit tanaman yang harus senantiasa disemai dan dirawat dengan baik untuk memperoleh hasil panen seperti yang diharapkan. Juga kemampuan untuk mengatasi hama dan gulma yang ada.

Kelima faktor yang saya sampaikan kepada Bisma tersebut berdasarkan atas pengalaman saya bekerjasama dengan beberapa partner. Dengan adanya itikad yang baik dari semua pihak serta kemauan yang keras untuk berhasil maka niscaya keutuhan dan keberhasilan bisnis ada di depan mata. @Betley-191209

Wirausaha? Ini Soal Mindset! (Final)

superhero-mindset10. Kembangkan Jaringan yang Luas (Networking)

Jaringan relasi bisnis yang luas merupakan suatu faktor yang penting guna mendorong keberhasilan Anda sebagai pengusaha. Menurut Hofstede (2001), seorang ahli budaya bisnis, secara umum orang Indonesia dapat dikategorikan sebagai orang yang bersifat High Context dan komunal yang berarti membutuhkan interaksi yang lebih dalam guna menjalin hubungan bisnis yang erat.

Dalam pengalaman saya kedekatan kita secara personal dengan calon konsumen akan sangat membantu kita untuk dapat memahami kemauannya sehingga memudahkan kita dalam melayani mereka. Oleh karena itu referensi ataupun rekomendasi dari seseorang yang memiliki keterkaitan dengan calon konsumen kita menjadi suatu hal yang penting daam konteks bisnis di Indonesia. Efek lain dari hal ini adalah tumbuh suburnya peran dari perantara (broker) dalam bisnis di Indonesia yang berpotensi merugikan kita karena akan mengurangi margin kita.

Untuk menyiasati hal ini maka sebaiknya kita berusaha menjalin kontak yang lebih luas dengan berbagai cara, misalnya: aktif dalam asosiasi bisnis, aktif dalam organisasi sosial kemasyarakatan, aktif menjadi pembicara, menjadi anggota komunitas bisnis, dsb. Gunakan setiap kesempatan yang ada untuk menjalin kontak-kontak bisnis baru karena Anda akan merasakan manfaatnya suatu saat nanti. Namun perlu diingat bahwa kita wajib menerapkan aspek resiprokal dalam menciptakan suatu relasi yang sehat. Maksudnya ialah bahwa Anda juga wajib memberi bantuan kepada relasi Anda bilamana mereka memerlukannya dan bukannya semata-mata meminta bantuan dari mereka.

11. Bersikaplah Tulus

Hal ini tampaknya mudah dikatakan namun sangat sangat susah untuk dilakukan. Bersikap tulus dalam setiap kesepakatan bisnis akan membuat Anda menjadi orang yang dapat dipercaya dan pada akhirnya akan mendorong keberhasilan usaha Anda. Semua orang tidak akan suka berbisnis dengan orang yang licik dan memiliki terlalu banyak agenda terselubung dalam benaknya yang ujungnya akan merugikan pihak lain. Ini soal moral dan etika oleh karena itu hal ini sangat tergantung dari diri Anda sendiri.

12. Jagalah Integritas Anda

Integritas dan reputasi merupakan suatu komponen yang wajib Anda pelihara sekuat tenaga sampai akhir hayat Anda. Lebih baik mengalami kerugian finansial dibanding kerugian dikarenakan hancurnya reputasi yang telah susah payah kita bangun. Sebagai pengusaha saya berulangkali mengalami kerugian finansial yang tidak sedikit guna menyelamatkan reputasi dan integritas perusahaan kami. Namun tentu saja kerugian finansial itu tidak sebanding dengan reputasi dan integritas perusahaan yang sedang coba kami bangun.

Meski tampaknya besar tetapi sebenarnya lingkup suatu industri di Indonesia adalah sangat sempit. Kalau Anda sadari, dalam suatu sektor industri maka pihak-pihak yang terlibat (stakeholders) seperti konsumen, pesaing, dan pemasok sebenarnya adalah orang yang itu-itu saja. Maka sekali rusak reputasi Anda maka sudah pasti Anda akan mengalami kesulitan untuk terus bertahan dalam sektor industri tersebut.  Sehingga menjaga kepercayaan dari pihak lain dalam bisnis adalah mutlak adanya. Hal ini terutama berkaitan dengan pemenuhan janji kualitas, janji waktu,  dan dalam urusan hutang piutang.

13. Mulailah Berinvestasi pada Diri Anda

Peter F. Drucker (Guru Manajemen Dunia) dikenal memiliki kebiasaan unik untuk senantiasa mempelajari dua hal baru setiap bulan. Oleh karena itu Drucker memiliki sangat banyak keterampilan mulai dari ilmu pengembangan diri, menulis novel fiksi,  hingga masalah tanaman. Dia sangat menyadari bahwa setiap pengetahuan baru akan sangat mendukung kemampuannya guna menciptakan strategi-strategi bisnis baru yang fenomenal.

Oleh karena itu ada baiknya bahwa Anda sebagai seorang pengusaha juga menginvestasikan sesuatu untuk diri Anda sendiri. Investasi tersebut dapat berupa pelatihan atau kursus-kursus yang dapat membantu meraih tujuan Anda dengan lebih efektif dan efisien. Orang sering salah mengira bahwa pendidikan berhenti setelah mereka menamatkan pendidikan sarjana atau paska sarjana mereka. Padahal pendidikan terbaik itu sejatinya adalah pendidikan dalam kehidupan yang tidak akan pernah berakhir (life-long learning). Dengan mengikuti pendidikan singkat di sela-sela kesibukan Anda maka Anda akan memperoleh banyak perspektif baru yang akan sangat membantu Anda guna bekerja dengan lebih efektif dan efisien.

14. Wujudkanlah Mimpi Anda

Hal ini merupakan hal yang terpenting dalam bagian ini. Adalah sangat tipis diantara “dream” dan “dreamer” atau antara “mimpi” dan “pemimpi”. Seornag pemimpi tidak akan sampai kemanapun karena tidak berusaha mewujudkan mimpi-mimpinya. Sebagai manusia Anda berhak memiliki mimpi setinggi langit, namun tanpa kemauan dan kerja keras guna mewujudkan mimpi itu maka Anda hanyalah seorang pemimpi.

Bila Anda memiliki harapan, maka betapapun sulit tampaknya cobalah untuk menghidupkan mimpi tersebut. Mulailah dengan hal yang praktis dan sederhana namun dijalani dengan konsisten. Bukankah pepatah bijak kuno berbunyi “a thousand miles of journey begins wih a single step”? Buatlah objective (tujuan) yang spesifik lalu ciptakan strategi dan taktik yang tepat guna mencapainya. Ingatlah selalu bahwa semua hal tidak ada gunanya tanpa adanya suatu tindakan atau Action! @Betley-261009

Wirausaha? Ini Soal Mindset! (2)

16780

6. Jangan Mudah Menyerah

Ini merupakan suatu prinsip dasar yang tidak boleh Anda lupakan sepanjang kehidupan Anda sebagai seorang pengusaha. Tantangan dan hambatan tidak akan pernah berhenti sampai kapanpun juga karena sejatinya seseorang akan menjadi lebih kuat dan maju berkat adanya tantangan dan hambatan tersebut. Dalam semua sejarah peradaban manusia, hanya mereka yang mampu mengatasi tantangan dan hambatanlah yang akan menjadi juara. Oleh karena itu perlu selalu Anda tekankan bahwa mudah menyerah bukanlah sikap yang bijaksana bagi seorang pengusaha.

Orang bijak berkata bahwa dalam banyak hal kegagalan merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindarkan, namun yang membedakan antara orang dengan mental pemenang atau bukan adalah kemampuannya bangkit dari kegagalan. Jangan sampai kegagalan kecil dalam usaha membuat Anda jatuh terpuruk dan tidak mampu bangkit lagi. Cobalah melakukan analisis dengan lebih jernih dan objektif apa sebenarnya yang menjadikan Anda gagal. Saya yakin dengan sedikit kesabaran dan banyak kemauan untuk bangkit lagi maka Anda akan mampu mengatasi sindrom kegagalan yang berlarut-larut. Selain itu Anda harus sadar bahwa di dunia ini pada dasarnya tidak pernah ada orang yang sama sekali belum pernah merasakan kegagalan.

7. Galilah Setiap Peluang yang Ada

Pada dasarnya pengusaha adalah sekumpulan orang yang jeli memanfaatkan peluang yang ada. Kerepotan yang dialami orang lain merupakan peluang emas bagi kita untuk membuka usaha baru. Seperti misalnya kerepotan orang guna memandikan hewan peliharaannya yang mencetuskan ide Salon Hewan Keliling, atau kerepotan orang menempelkan pesan tertulis yang mencetuskan ide Post It Notes yang sangat legendaris itu.

Perlu diingat bahwa sebenarnya peluang tersebut ada dimana-mana dan kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari. Bedanya adalah bahwa para pengusaha memanfaatkan peluang tersebut dengan memberikan nilai tambah tertentu untuk selanjutnya dipasarkan kepada mereka yang membutuhkan. Untuk pembahasan lebih detil soal hal ini akan dibahas dalam bab-bab berikutnya yang mengulas soal menemukan ide-ide bisnis.

8. Jangan Gengsi

Ini merupakan problem serius bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Dalam pengalaman memberikan konsultasi kepada calon pengusaha baru saya menemukan fakta yang cukup mengagetkan bahwa ternyata banyak sekali orang Indonesia yang memiliki rasa gengsi yang sangat tinggi sehingga enggan mengerjakan hal-hal yang menurut pendapat mereka adalah kegiatan yang “tidak bergengsi”. Waktu saya rekomendasikan untuk membuka usaha di dekat pasar dikarenakan modalnya yang terbatas, klien saya menjawab “Pak, saya khan lulusan S1 mana mungkin saya buka warung bebek goreng di tepi jalan?”. Dia ngotot membuka usaha di salah satu mall yang tentu saja memiliki sewa tempat yang sangat mahal dan diluar kemampuannya.

Menurut saya apabila kita terlalu berpatokan pada gengsi semata dan kurang mendasarkan diri pada penilaian yang lebih objektif dan komprehensif maka hal tersebut akan berpotensi menghasilkan hal-hal ynag kontraproduktif dalam pencapaian tujuan kita. Pada umumnya orang berpikir dengan latar belakang keluarga besarnya yang berhasil, pendidikannya, atau status tertentu yang disandangnya maka memulai sesuatu dari bawah dianggap menjadi sesuatu yang dapat merendahkan statusnya. Padahal dalam ilmu sosiologi pencapaian status yang bersifat achieved status atau status yang diperoleh dengan perjuangan sendiri adalah setara atau bisa jadi lebih mulia dibanding ascribed status yang diperoleh secara otomatis seperti misalnya status kebangsawanan.

Apabila tidak ditangani dengan serius, persoalan gengsi ini bisa menjadi barrier atau hambatan berat bagi mereka yang berkeinginan untuk menjadi pengusaha. Karena pengusaha sesungguhnya adalah mereka yang dengan konsistensi ketekunannya berhasil meningkatkan status mereka dari bukan siapa-siapa menjadi orang yang memiliki peran penting dalam lingkungannya.

9. Jangan Malas

Tidak ada satupun resep di dunia untuk menjadi pengusaha sukses secara instan. Karena pada dasarnya kehidupan menjadi pengusaha adalah merupakan suatu perjalanan menempuh serangkaian proses yang saling terintegrasi satu sama lain. Jangan pernah percaya terhadap sesuatu yang sifatnya instan karena bisa dipastikan tidak akan bertahan lama dan tidak mungkin langgeng sifatnya. Easy come easy go!.

Satu-satunya resep untuk bisa berhasil dalah dengan bekerja keras terus menerus secara konsisten. James Caan, seorang konglomerat Inggris, berkata “there is no substitute for hard work, I’m sorry to say”. Tidak ada satupun yang bisa menggantikan kerja keras guna meraih suatu kesuksesan. Oleh karena itu sifat malas tidak akan membawa Anda kemanapun selain kegagalan dalam bidang apapun. Karena pada dasarnya tidak ada orang yang bodoh dalam dunia ini, yang ada adalah orang yang malas dan tidak mau berusaha. @Betley-121009

BERSAMBUNG

Wirausaha? Ini Soal Mindset! (1)

mindsetMindset adalah salah satu komponen yang paling menentukan dari keberhasilan seorang pengusaha. Dengan mindset yang tepat maka Anda sudah selangkah di depan menuju kesuksesan dan atau sebaliknya. Hal ini terjadi karena mindset yang wajib dimiliki oleh seorang pengusaha dalam banyak hal bisa bertolak-belakang dengan mindset yang dimiliki oleh karyawan atau mereka yang bekerja sendiri (self-employed). Untuk itu agar berhasil dalam bisnis maka Anda wajib menyesuaikan dengan mindset para pengusaha. Mindset dalam konteks entrepreneurship juga dikenal sebagai entrepreneurial spirit yang kurang lebih berarti pola pikir yang perlu dimiliki oleh seseorang guna menjalani kehidupannya sebagai seorang pengusaha.

Mindset menjadi penting karena perjalanan yang harus dilalui oleh seorang pengusaha tidaklah mudah. Dipastikan akan terdapat banyak tantangan dan rintangan yang harus dihadapi guna mencapai keberhasilan. Tantangan yang umum terjadi diantaranya ialah: hambatan yang berasal dari persaingan bisnis, hambatan yang berasal dari tenaga kerja, hambatan pemasaran, hambatan produksi, dan juga yang paling sering terjadi adalah hambatan yang berhubungan dengan aspek finansial berupa ketersediaan modal ataupun kendala cash-flow.

Guna menghadapi tantangan-tantangan tersebut maka pengusaha hendaknya memiliki mindset yang kuat dan konsisten untuk membentuknya menjadi pribadi yang tegar, tahan banting, serta berani menghadapi setiap kondisi yang ada. Mereka yang berminat untuk terjun ke dunia bisnis sebaiknya menyesuaikan dirinya secepat mungkin dengan mindset entrepreneur, sebagian kecil diantaranya ialah:

1. Senantiasa Berpikir Positif

Ini bukan klise! Berpikir positif adalah hal terpenting guna membentuk mental pengusaha. Sejarah membuktikan hal-hal besar lahir dari mereka yang senantiasa berpikir positif dan terus bekerja meskipun mendapat tentangan dan cemoohan dari orang-orang. Kalau Anda berpikir dengan sudut pandang negatif maka hasil itu pulalah yang akan Anda peroleh. Lain hal-nya kalau Anda senantiasa berpikir positif, maka bisa diprediksi bahwa Anda sudah setengah jalan menuju keberhasilan Anda. Oleh karena itu jangan biarkan hal-hal kecil merusak konsentrasi Anda terhadap kepentingan yang lebih besar.

Ingatlah selalu bahwa energi positif itu menular sebagaimana juga energi negatif, maka hendaknya Anda berhati-hati dalam pergaulan Anda. Tanpa bermaksud menjadi eksklusif dan sombong, sebaiknya Anda membatasi berdiskusi dengan mereka yang senantiasa apatis, suka mengeluh dan skeptis terhadap hal-hal yang baru. Pada dasarnya hidup Anda bergantung pada perspektif Anda sendiri jadi apabila Anda terlampau banyak bergaul dengan mereka yang senantiasa berpikir negatif maka bukan tidak mungkin Anda sedang dalam proses untuk menjerumuskan Anda menjadi seperti mereka yang selalu skeptis terhadap keberhasilan.

2. Keluarlah dari Zona Nyaman (Comfort Zone)

Sebagian besar orang terjebak dalam zona nyaman dalam hidupnya sehingga tidak sadar bahwa sebenarnya perlahan-lahan tapi pasti mereka sedang dalam proses menuju stagnasi (kemandekan). Zona nyaman yang umum dikenal saat ini dapat berupa jabatan yang tinggi, gaji yang pasti setiap akhir bulan, fasilitas kredit pemilikan kendaraan dan rumah, fasilitas dana pensiun, dan janji kenaikan gaji berkala setiap periode.

Kalau Anda berhasrat menjadi pengusaha maka mau tidak mau Anda harus menanggalkan zona nyaman tersebut dan bersiap-siap menuju medan pertempuran baru yang bernama dunia bisnis. Menjadi pengusaha berarti membawa Anda meninggalkan suatu rutinitas sehari-hari dan memasuki dunia baru yang menuntut kreatifitas Anda guna menghadapi setiap tantangan yang ada. Zona nyaman yang semu umumnya berhasil membius mereka yang kurang memiliki jiwa petualangan (adventure) dan mereka yang seumur hidupnya berusaha mencari kemapanan dari aktivitas-aktivitas yang bersifat rutin. Kalau Anda memiliki karakter demikian, maka menjadi pengusaha tampaknya bukanlah untuk Anda. Karena menjadi karyawan ataupun self-employed juga merupakan pilihan yang mulia.

Tetapi lain halnya bagi Anda yang berharap menemukan suatu kebahagian dari proses menciptakan nilai tambah dari sesuatu yang tidak bernilai menjadi sesuatu yang bernilai tinggi maka mungkin dunia ini diciptakan untuk Anda. Oleh karena itu bila Anda merasa zona nyaman tidak lagi menjadi sumber kebahagiaan Anda maka buku ini memang tepat bagi Anda.

3. Berpikirlah Kreatif (Out of the Box)

Pengusaha yang sukses umumnya adalah mereka yang tidak berpikir secara linier. Mereka yang berani berpikir diluar pakem yang ada serta menciptakan inovasi-inovasi baru guna memenuhi kebutuhan masyarakat memiliki peluang yang jauh lebih besar untuk berhasil dibanding mereka yang hanya berusaha untuk mencontoh sesuatu yang telah ada. Meski tidak mudah untuk berpikir kreatif namun tentu saja hal ini bukan merupakan sesuatu yang mustahil.

Para ahli menyatakan bahwa pada umumnya manusia lebih banyak menggunakan otak kiri dibanding otak kanannya. Otak kiri berfungsi untuk menganalisis sesuatu secara sistematis dan linier sedangkan otak kanan berfungsi untuk hal-hal yang bersifat kreatif, imajinatif dan tidak linier. Masalahnya pendidikan formal kita diduga lebih banyak menekankan pada penggunaan otak kiri dibanding otak kanan sehingga kita terbiasa menyikapi sesuatu dengan berpikir analitis dan sistematis secara linier dan kurang berani menganalisis sesuatu dengan pemikiran yang lebih kreatif dan out of the box. Tentu saja penggunaan otak kanan bisa dipelajari dan dilatih dalam kehidupan kita sehari-hari. Salah seorang rekan saya melatihnya dengan meminjam permainan game Nintendo WII milik anaknya untuk membiasakannya menyelesaikan problem-problem yang ada dalam permainan itu.

Dalam pengalaman saya penggunaan solusi-solusi yang kreatif dan tidak linier terbukti mampu membantu mengatasi problem-problem yang cukup berat. Seringkali persoalan teknis yang dianggap cukup kompleks ternyata cukup diselesaikan dengan berbagai pendekatan yang sederhana namun kreatif. Seperti misalnya kendala lambatnya pengiriman data dari para surveyor kredit salah satu klien kami dikarenakan lambatnya koneksi jaringan internet ternyata cukup diselesaikan dengan cara melakukan pengiriman melalui fasilitas SMS dengan memodifikasi formatnya secara khusus agar sesuai dengan format database kami.

Demikian juga dengan kendala-kendala operasional yang dihadapi oleh pengusaha. Tanpa bermaksud melakukan simplifikasi, dengan sedikit kreatifitas dan imajinasi maka banyak hal yang tampaknya kompleks dapat diselesaikan dengan cara yang relative mudah dan sederhana.

4. Pupuklah Kepercayaan Diri Anda

Salah satu hal terpenting guna meyakinkan calon konsumen ialah dengan menampilkan kepercayaan diri yang besar terhadap produk-produk yang Anda hasilkan. Bagaimana mungkin orang akan tertarik untuk menggunakan produk Anda kalau Anda sendiri tidak memiliki keyakinan yang kuat dan mendasar terhadapnya. Oleh karena itu kepercayaan diri yang besar namun masih dalam kerangka proporsional adalah sangat penting.

Menumbuhkan kepercayaan diri yang konsisten bagi sebagian orang bukanlah perkara yang mudah. Namun sekali lagi hal ini bisa dilatih dan dipelajari hingga pada akhirnya hal tersebut akan secara otomatis telah tertanam dalam diri Anda (embedded). Kepercayaan diri dapat dipupuk dari hal-hal yang paling sederhana hingga hal-hal yang lebih kompleks. Jangan terlalu memperdulikan kritik orang yang tidak bersifat konstruktif karena bisa jadi kritik tersebut memang ditujukan guna menghancurkan kepercayaan diri Anda yang terutama disebabkan oleh rasa iri atau ketidaksukaan terhadap kemajuan yang Anda alami.

Namun bila Anda merasa memiliki problem kepercayaan diri yang serius maka ada baiknya Anda berpikir untuk minta bantuan dari para profesional seperti dari psikolog atau motivator. Adalah sah dan wajar untuk meminta bantuan dari para profesional dalam bidang ini karena hal ini merupakan salah satu komponen esensial yang menentukan berhasil atau tidaknya kehidupan Anda di masa yang akan datang.

5. Jadilah Pribadi yang Proaktif

Untuk menjadi pengusaha yang berhasil maka Anda perlu menjadi pribadi yang proaktif. Proaktif dalam arti Anda harus senantiasa memiliki kesadaran penuh terhadap jalannya roda bisnis. Kewirausahaan menuntut adanya sikap kemandirian dari pengusaha untuk menjalankan roda bisnisnya sehingga diperlukan suatu tindakan proaktif secara terus-menerus. Adalah mustahil untuk mengembangkan usaha hanya dengan bersikap pasif dan tidak melakukan inovasi secara kontinyu dengan kondisi persaingan di pasar yang sangat ketat seperti dewasa ini.

Ini berarti Anda harus mampu mengenali kekuatan (strength) dari bisnis untuk kemudian dipertahankan atau bahkan ditingkatkan dan juga mengenali kelemahan (weakness) dari bisnis tersebut untuk dapat dicari penyelesaiannya. Itulah sebabnya Anda wajib menguasai strategi bisnis seperti SWOT Analysis yang akan kita bahas lebih lanjut dalam bab-bab berikutnya. @Betley101009

— BERSAMBUNG–