Apa itu Entrepreneurship? (Revisited)

Apa itu Entrepreneurship? Meski kata ini sangat populer akhir-akhir ini, namun tak ada salahnya kalau kita coba memahami definisi dan makna sebenarnya dari kata ini. Sering juga disebut dengan kewirausahaan, terdapat banyak sekali definisi dari Entrepreneurship. Salah satu definisi yang menurut saya mudah dipahami adalah definisi dari Bapak Manajemen Modern, Peter F. Drucker. Drucker mendefinisikan Entrepreneurship sebagai ”… aktivitas yang konsisten dilakukan untuk mengkonversi ide-ide yang bagus menjadi aktivitas yang menguntungkan”. Kata kunci dari definisi yang disampaikan oleh Drucker adalah: Konsistensi, Konversi, Ide-ide, dan Menguntungkan.

Dengan kata lain sangatlah jelas bahwa Entrepreneurship membutuhkan adanya suatu aktivitas yang konsisten dari Entrepreneur guna memperoleh keuntungan dari hasil konversi ide-ide bisnisnya. Awal dari Entrepreneurship adalah ide-ide bisnis yang cemerlang dan berpangkal pada timbulnya keuntungan dari aktivitas tersebut. Hal lain yang penting menurut Drucker guna menjamin kesuksesan proses tersebut adalah konsistensi dari entrepreneur untuk melakukan setiap aktivitasnya. Konsistensi yang diikuti dengan determinasi atau sikap pantang menyerah merupakan karakter fundamental yang wajib dimiliki oleh mereka yang ingin sukses sebagai entrepreneur.

Selain definisi tersebut guna lebih mempermudah pemahaman terhadap Entrepreneuship. saya merumuskan satu definisi Entrepreneurship yang terilhami oleh formula tentang energi yang diciptakan oleh Albert Einstein, yakni formula:

E=mc2

E: Entrepreneurship, m: Maximum Effort, c: Commitment dan c:Creativity.

Menurut saya, Entrepreneurship adalah kolaborasi dari adanya Maximum Efforts atau usaha yang maksimal dari individu atau kelompok individu yang terlibat dalam proses tersebut, dan adanya Commitment (Komitmen) dari pihak yang terkait untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, serta kreativitas untuk menemukan dan menjalankan ide-ide bisnis yang tepat sasaran.

Maximum Efforts berarti adanya keputusan untuk menjalankan setiap aktivitas yang diperlukan dengan semangat dan kesungguhan100%. Berdasarkan pengalaman pribadi dan juga hasil berguru pada para pengusaha yang berhasil, saya menemukan pola yang sama diantara mereka yakni bahwa setiap usaha meraka pasti dijalankan dengan kesungguhan melebihi ekspektasi yang disampaikan pihak lain kepada sang pengusaha. Fakta di lapangan mengajarkan kepada saya bahwa mereka yang dari mulanya hanya berniat “mencoba” untuk berusaha umumnya tidak akan bertahan lama dalam bisnis tersebut dan kalaupun bertahan tidak akan beranjak dari posisinya sebagai medioker. Kalimat bijak yang paling menginspirasi saya sehubungan dengan hal ini adalah “Man jadda wajada” yang bermakna “barangsiapa bersungguh-sungguh pasti akan mencapai tujuan yang diinginkan”. Oleh karena itu bila Anda memang berminat untuk menjadi seorang pengusaha yang sukses maka pastikanlah Anda menjalankannya segenap hati dan dengan penuh kesungguhan. Karena jika tidak maka bisa jadi Anda akan membuang waktu percuma dalam hidup Anda.

Commitment atau komitmen adalah kunci penting dalam kesuksesan berbisnis. Tanpa adanya komitmen dari individu atau kelompok individu yang bersangkutan maka bisa dipastikan bisnis tersebut tidak akan bertahan lama. Komitmen sangat erat hubungannya dengan TRUST atau kepercayaan diantara individu yang terlibat. Tanpa adanya komitmen yang kuat dari semua pihak maka tidak akan terbentuk trust yang merupakan fondasi penting dari kelangsungan suatu bisnis. Komitmen dalam konteks bisnis berhubungan dengan komitmen untuk fokus pada aktivitas bisnis, komitmen waktu,  komitmen finansial, dan komitmen pemenuhan janji kepada stakeholders yang terlibat seperti pada konsumen, karyawan, supplier, bank, pemerintah, dsb. Sangatlah penting untuk meninjau komitmen dari diri Anda sendiri dan semua pihak yang terkait sebelum memulai bisnis. Intinya sekali berkomitmen maka wajib kiranya untuk melakukan hal apapun guna memenuhi komitmen tersebut.

1% action atau tindakan nyata jauh lebih bermanfaat daripada 99% wacana

Creativity atau kreativitas berhubungan dengan kelihaian dari pengusaha untuk mengendus setiap peluang sekecil apapun yang ada dan mengolahnya menjadi suatu bisnis yang menguntungkan (profitable) dan bertahan lama (sustainable). Selain lihai mengidentifikasi setiap peluang yang ada, pengusaha yang berhasil memiliki karakter untuk menindaklanjutinya dengan ACTION atau tindakan yang nyata. Juga tak kalah pentingnya adalah kreativitas pengusaha untuk menghadapi dan menyelesaikan setiap tantangan yang ada. Realitas yang ada menunjukkan bahwa semua pengusaha berhasil bisa dipastikan pada masa-masa tertentu akan menghadapi tantangan dalam bisnis. Hal tersebut seyogyanya dimaknai sebagai suatu proses upgrading untuk membawanya ke level yang lebih tinggi. Kreativitas tidak turun dari langit dan oleh karenanya bisa dipelajari oleh semua orang yang memiliki kemampuan.

Definisi tersebut di atas saya formulasikan dengan maksud untuk mempermudah pemahaman awal tentang Entrepreneurship. Namun mulai dari awal hingga akhir, Anda akan menemukan bahwa blog ini merupakan blog yang berorientasi pada ACTION (Action Oriented), karena saya percaya bahwa 1% action atau tindakan nyata jauh lebih bermanfaat daripada 99% wacana. @Betley15092010

Wirausaha? Ini Soal Mindset! (2)

16780

6. Jangan Mudah Menyerah

Ini merupakan suatu prinsip dasar yang tidak boleh Anda lupakan sepanjang kehidupan Anda sebagai seorang pengusaha. Tantangan dan hambatan tidak akan pernah berhenti sampai kapanpun juga karena sejatinya seseorang akan menjadi lebih kuat dan maju berkat adanya tantangan dan hambatan tersebut. Dalam semua sejarah peradaban manusia, hanya mereka yang mampu mengatasi tantangan dan hambatanlah yang akan menjadi juara. Oleh karena itu perlu selalu Anda tekankan bahwa mudah menyerah bukanlah sikap yang bijaksana bagi seorang pengusaha.

Orang bijak berkata bahwa dalam banyak hal kegagalan merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindarkan, namun yang membedakan antara orang dengan mental pemenang atau bukan adalah kemampuannya bangkit dari kegagalan. Jangan sampai kegagalan kecil dalam usaha membuat Anda jatuh terpuruk dan tidak mampu bangkit lagi. Cobalah melakukan analisis dengan lebih jernih dan objektif apa sebenarnya yang menjadikan Anda gagal. Saya yakin dengan sedikit kesabaran dan banyak kemauan untuk bangkit lagi maka Anda akan mampu mengatasi sindrom kegagalan yang berlarut-larut. Selain itu Anda harus sadar bahwa di dunia ini pada dasarnya tidak pernah ada orang yang sama sekali belum pernah merasakan kegagalan.

7. Galilah Setiap Peluang yang Ada

Pada dasarnya pengusaha adalah sekumpulan orang yang jeli memanfaatkan peluang yang ada. Kerepotan yang dialami orang lain merupakan peluang emas bagi kita untuk membuka usaha baru. Seperti misalnya kerepotan orang guna memandikan hewan peliharaannya yang mencetuskan ide Salon Hewan Keliling, atau kerepotan orang menempelkan pesan tertulis yang mencetuskan ide Post It Notes yang sangat legendaris itu.

Perlu diingat bahwa sebenarnya peluang tersebut ada dimana-mana dan kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari. Bedanya adalah bahwa para pengusaha memanfaatkan peluang tersebut dengan memberikan nilai tambah tertentu untuk selanjutnya dipasarkan kepada mereka yang membutuhkan. Untuk pembahasan lebih detil soal hal ini akan dibahas dalam bab-bab berikutnya yang mengulas soal menemukan ide-ide bisnis.

8. Jangan Gengsi

Ini merupakan problem serius bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Dalam pengalaman memberikan konsultasi kepada calon pengusaha baru saya menemukan fakta yang cukup mengagetkan bahwa ternyata banyak sekali orang Indonesia yang memiliki rasa gengsi yang sangat tinggi sehingga enggan mengerjakan hal-hal yang menurut pendapat mereka adalah kegiatan yang “tidak bergengsi”. Waktu saya rekomendasikan untuk membuka usaha di dekat pasar dikarenakan modalnya yang terbatas, klien saya menjawab “Pak, saya khan lulusan S1 mana mungkin saya buka warung bebek goreng di tepi jalan?”. Dia ngotot membuka usaha di salah satu mall yang tentu saja memiliki sewa tempat yang sangat mahal dan diluar kemampuannya.

Menurut saya apabila kita terlalu berpatokan pada gengsi semata dan kurang mendasarkan diri pada penilaian yang lebih objektif dan komprehensif maka hal tersebut akan berpotensi menghasilkan hal-hal ynag kontraproduktif dalam pencapaian tujuan kita. Pada umumnya orang berpikir dengan latar belakang keluarga besarnya yang berhasil, pendidikannya, atau status tertentu yang disandangnya maka memulai sesuatu dari bawah dianggap menjadi sesuatu yang dapat merendahkan statusnya. Padahal dalam ilmu sosiologi pencapaian status yang bersifat achieved status atau status yang diperoleh dengan perjuangan sendiri adalah setara atau bisa jadi lebih mulia dibanding ascribed status yang diperoleh secara otomatis seperti misalnya status kebangsawanan.

Apabila tidak ditangani dengan serius, persoalan gengsi ini bisa menjadi barrier atau hambatan berat bagi mereka yang berkeinginan untuk menjadi pengusaha. Karena pengusaha sesungguhnya adalah mereka yang dengan konsistensi ketekunannya berhasil meningkatkan status mereka dari bukan siapa-siapa menjadi orang yang memiliki peran penting dalam lingkungannya.

9. Jangan Malas

Tidak ada satupun resep di dunia untuk menjadi pengusaha sukses secara instan. Karena pada dasarnya kehidupan menjadi pengusaha adalah merupakan suatu perjalanan menempuh serangkaian proses yang saling terintegrasi satu sama lain. Jangan pernah percaya terhadap sesuatu yang sifatnya instan karena bisa dipastikan tidak akan bertahan lama dan tidak mungkin langgeng sifatnya. Easy come easy go!.

Satu-satunya resep untuk bisa berhasil dalah dengan bekerja keras terus menerus secara konsisten. James Caan, seorang konglomerat Inggris, berkata “there is no substitute for hard work, I’m sorry to say”. Tidak ada satupun yang bisa menggantikan kerja keras guna meraih suatu kesuksesan. Oleh karena itu sifat malas tidak akan membawa Anda kemanapun selain kegagalan dalam bidang apapun. Karena pada dasarnya tidak ada orang yang bodoh dalam dunia ini, yang ada adalah orang yang malas dan tidak mau berusaha. @Betley-121009

BERSAMBUNG

Ide Ekstrem, Siapa Takut?

drop-koji-suzukiSeperti yang telah saya ulas dalam tulisan terdahulu, saat ini rasa-rasanya susah sekali menemukan ide yang 100% orisinal. Belum lagi fakta bahwa orang Indonesia (dan Asia pada umumnya) dikenal sangat piawai dalam mencontek ide yang baru muncul. Hal itu menuntut pengusaha untuk senantiasa kreatif dan hadir dengan inovasi-inovasi baru guna keluar dari apa yang disebut Red Ocean alias pasar yang sudah sangat sesak.

Namun bagi Anda yang kebetulan diberkahi dengan daya imajinasi yang tinggi, maka tak ada salahnya untuk mengaktualisasikan ide-ide Anda menjadi  suatu mesin uang yang produktif dan sustainable. Contoh paling aktual dari konsep ini ada pada sosok Koji Suzuki (52), seorang penulis buku horror bestseller asal Jepang. Koji adalah satu novelis legendaris Jepang yang beberapa karyanya sempat dibuat menjadi film layar lebar, diantaranya adalah film The Ring yang sangat populer itu.

Disini tentu saja saya tidak bermaksud untuk mengulas soal novel tersebut mengingat saya bukanlah penggemar novel horror atau kritikus sastra. Hal yang ingin saya ulas adalah soal kemampuan Koji (beserta team bisnisnya) untuk membawa novel horror tersebut melampaui batas-batas pemikiran konvensional dan berhasil membawa kreatifitasnya tersebut ke jenjang kesuksesan bisnis bagi dirinya.

Koji  dan team bisnisnya memiliki  ide untuk mencetak novel-novel horror tersebut dalam media kertas tissue toilet, ya benar, kertas tisu toilet! Meski terasa absurd namun faktanya ide tersebut sukses luar biasa di Jepang. Bisakah Anda membayangkan malam-malam duduk di atas kloset sendirian sambil membaca novel The Ring? Sensasinya pasti luar biasa. Koji dan teamnya sukses membaca peluang yang ada dalam kultur kontemporer masyarakat urban di Jepang yang terobsesi dengan personifikasi hantu di toilet. Meski dijual dengan harga premium  dibanding kertas tisu toilet biasa namun tetap saja permintaan terus mengalir untuk tisu unik Koji.

toilet paperDengan ide yang cukup ekstrem, Koji dan teamnya berhasil menciptakan mesin uang bagi mereka dan sekaligus menciptakan suatu produk baru yang sama sekali diluar dugaan dari pesaing mereka. Dengan menancapkan positioning sebagai pionir dalam produk ini maka bisa dipastikan posisi Koji sebagai produsen tisu unik ini akan berada dalam posisi atas untuk jangka waktu yang lama. Bukankah yang pertama lebih mudah diingat?

Saya membayangkan bahwa pada waktu pertama kali ide tersebut dimunculkan bisa jadi ada pihak yang mencibir atau merendahkan ide tersebut. Memang bagi mereka yang terbiasa berpikir linier dan kurang terbuka terhadap ide-ide yang ekstrem, mungkin akan kesulitan mengikuti nalar dari para innovator. Sejarah mencatat produk Post It, Aqua Botol, Lampu Bolam, dan banyak produk inovatif lainnya dihasilkan dari orang-orang kreatif yang mau berpikir out-of-the box. Saya masih ingat sekali dengan fakta bahwa dulu di Indonesia air putih dalam kemasan harganya bisa lebih mahal dari bensin premium dalam takaran yang sama. Opo tumon? Kata orang Jawa.

Oleh karena itu apabila kebetulan Anda adalah orang yang dikarunia kemampuan imajinasi yang tinggi dan kemampuan untuk berpikir out-of-the-box, maka bisa jadi kesuksesan Anda sebenarnya sudah ada di ujung jari Anda. Cobalah! Karena kita tidak akan pernah tahu hasilnya sebelum mencobanya. @Betley 220709

How to Series – Menemukan Ide Bisnis

idea-bulb-neon-300pxSetelah memahami makna Entrepreneurship dan memiliki mindset yang tepat, maka tibalah saatnya untuk ACTION! Karena kesuksesan adalah milik mereka yang mewujudkan mimpinya dan bukan pemimpi itu sendiri. Langkah pertama yang diperlukan adalah menemukan ide-ide bisnis yang tepat dan sesuai. Menurut saya menemukan ide bisnis bisa dibilang gampang-gampang susah karena memang memerlukan daya imajinasi yang kuat, kepekaan, dan kemampuan untuk membaca peluang.

Sampai tiba saatnya kita berteriak Eureka!, seperti Einstein, maka bisa dipastikan proses tersebut tidak berlangsung dengan mudah. Pasti akan melibatkan serangkaian pemikiran dan usaha yang tidak sedikit untuk menemukan ide tersebut. Orang bijak bilang “Nothing so powerful than idea arriving at the right time” atau “tidak ada yang sedemikian berharga dibanding ide yang hadir pada saat yang tepat”. Saya  termasuk orang yang percaya dengan hal tersebut, oleh karena itu langkah awal yang krusial dalam memulai bisnis adalah menemukan ide yang “right-fittest” alias tepat dan sesuai untuk Anda.

Odong2Pada abad XXI ini, dimana gelombang ketiga (informasi, merujuk pada Toffler) telah sedemikian merasuk dalam sendi-sendi kehidupan, maka menemukan ide yang pertama dan100% orisinal serta brilian jelas bukan perkara yang mudah atau malah mungkin bisa dibilang nyaris mustahil. Cobalah berkeliling ke sentra-sentra dagang, maka Anda akan menemukan 1001 jenis barang yang luar biasa uniknya. Ditambah lagi dengan fakta bahwa orang Indonesia, utamanya Jakarta, memang dikenal super kreatif. Sebagai contoh misalnya: Cloning PIN Blackberry yang sedang marak saat ini, atau konsep Mobile Entertainment yang disini dikenal dengan wahana Odong-odong. Saya pastikan berdasarkan pengalaman saya itu hanya ada di Indonesia.

Meski demikian bukan berarti ide-ide bisnis baru tidak bisa kita hasilkan lagi. Sepanjang ada kemauan maka pasti ada jalan keluarnya, “there is a way when there is a will”. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menemukan ide-ide bisnis:

1. Apa aktivitas/pekerjaan Anda saat ini?

Sebagian besar usaha bermula dari pekerjaan yang dilakukan sebelum memulai bisnis. Sebagai contoh saya memiliki latar belakang pekerjaan pada sektor Perbankan dan Teknologi Informasi sebelum memutuskan untuk memulai usaha Software House yang fokus menangani klien-klien dari sektor Perbankan dan Finansial. Kelebihan dari metode ini adalah: kita telah mengenal medan tempur yang akan kita masuki sehingga learning cost (biaya belajar) yang timbul relatif lebih rendah, jaringan bisnis (pemasok, klien, dan calon staff) telah kita miliki, dan juga kepercayaan diri kita akan lebih besar dikarenakan aktivitas yang kita jalani tidak banyak berbeda dengan aktivitas kita sebelumnya.

Kelemahannya ialah metode ini tidak berlaku bagi semua orang karena tergantung dengan  tipe bisnis dan “entry barrier” dari pekerjaan kita sebelumnya.  Contohnya kalau kita bekerja pada perusahaan Airlines maka agak susah kalau kita juga juga berencana membuat perusahaan baru karena akan membutuhkan modal uang yang sangat besar. Metode ini sangat direkomendasikan untuk mereka yang masih pemula dan baru pertama kali terjun dalam bisnis.

2. Apakah hobby Anda?

Bagi banyak orang inilah ide bisnis yang dianggap paling menyenangkan. Bayangkan Anda mengerjakan sesuatu yang menjadi hobby Anda plus bonus memperoleh pendapatan dari hal tersebut. Banyak rekan saya yang menjalankan bisnis berdasarkan hobby mereka, misalnya: usaha penjualan komik bekas yang langka, usaha akuarium air laut, bengkel modifikasi Vespa, studio foto, dsb. Namun demikian Anda mesti waspada agar jangan sampai Anda terjebak menjadi seorang self-employed yang mesti sibuk terus menerus menjalankan bisnis tersebut. Teruslah berinovasi guna menjadikan bisnis Anda System-dependent (bergantung pada sistem) dan bukannya People-dependent (bergantung pada orang/diri Anda).

3. Terapkan ilmu ATM-J

Ini bukan varian susu STMJ, namun merupakan akronim dari Amati-Tiru-Modifikasi-Jalankan. Jargon ini sangat populer di kalangan penggiat seminar wirausaha dan menjadi topik yang sangat menarik untuk diketahui. Intinya adalah bahwa untuk menjalankan suatu bisnis yang sukses maka kita tidak harus menciptakan ide yang 100% orisinal seperti Stan Shih (boss Acer) dengan motto-nya yang sangat legendaris “me too is not my style”. ATM-J tidak menafikan kita untuk mencontek ide-ide bisnis yang sudah ada namun dengan melakukan modifikasi dan pengembangan seperlunya. Lagipula menurut saya tidak ada salahnya kita meniru sesuatu yang baik dengan cara yang beretika guna meningkatkan kemampuan kita.

4. Seringlah Jalan-jalan (Travelling)

Menurut saya ini adalah metode yang paling mudah dijalankan, terutama untuk kaum hawa. Saya termasuk penggemar berat metode ini sehingga setiap akhir pekan saya sempatkan berjalan-jalan untuk melakukan idea-shopping. Setiap bertemu hal-hal yang menarik maka saya sempatkan berhenti guna memperoleh informasi yang lebih detil soal hal tersebut. Lantas saya rekam dalam memori saya dan bila perlu akan saya catat dan mengambil foto-fotonya. Berdasarkan pengalaman saya banyak ide-ide bisnis yang saya peroleh dari metode ini. Jangan lupa sempatkan jalan-jalan ke pameran perdagangan yang diselenggarakan hamper tiap minggu.

5. Ikutlah Komunitas Bisnis dan Pelatihan Bisnis

Bagi pemula, saya sangat merekomendasikan untuk bergabung dalam komunitas-komunitas bisnis maupun pelatihan-pelatihan bisnis yang ada. Saat ini banyak sekali komunitas bisnis di Indonesia seperti misalnya: komunitas TDA, IYE, HIPMI, dsb. Anda bisa bergabung dengan mailing list atau forum yang mereka miliki. Saya yakin banyak ide-ide bisnis yang bisa Anda peroleh, selain tentunya kesempatan untuk memperluas jaringan dan kesempatan untuk berguru dari pebisnis yang lebih senior. Untuk pelatihan bisnis, kalau Anda belum memiliki cukup dana untuk ikut pelatihan yang lengkap, tips dari saya adalah ikut dalam sesi presentasi preview seminar yang umumnya mereka adakan sebagai promosi guna mencari murid yang hendak mengikuti pelatihan tersebut.

6. Banyaklah Membaca.

Meski sederhana namun menurut saya inilah metode yang mudah, murah, dan efektif. Selain jalan-jalan ke sentra belanja pada akhir pekan, saya juga senantiasa menyempatkan diri untuk pergi ke Gramedia guna membaca buku-buku terbitan baru. Saya tak selalu membeli buku disana dan seringkali hanya membaca sekilas saja di tempat. Biasanya kepala saya akan mulai pening setelah pulang dari sana saking banyaknya ide bersliweran di kepala saya.

7. Franchise?

Kalau benar-benar mentok dengan ide bisnis, tak ada salahnya Anda memikirkan metode franchise. Selain lebih mudah, mengambil franchise bisa menjadi tonggak awal kehidupan Anda berbisnis. Anda bisa belajar mengelola bisnis berdasarkan instruksi dan SOP yang telah disediakan oleh franchisor. Untuk pemula sebaiknya mengambil franchise yang berbiaya murah (3-5 juta) sebagai latihan sebelum Anda benar-benar terjun ke bisnis Anda sendiri.

Demikian beberapa metode yang dapat digunakan guna memperoleh ide bisnis. Selain metode di atas masih banyak lagi metode-metode yang bisa Anda lakukan guna memperoleh ide bisnis yang right-fittest alias tepat dan sesuai untuk Anda. Happy idea-hunting! @Betley 090709